Liputan6.com, Manchester - Jose Mourinho sering dikritik lantaran mengadopsi gaya negatif, terutama di pertandingan besar ketika masih menjadi manajer Manchester United (MU). Pendekatan itu menjadi salah satu alasan pemecatan juru racik asal Portugal tersebut pada Desember 2018.
Baca Juga
Advertisement
Manajemen MU kemudian menunjuk Ole Gunnar Solskjaer sebagai pengganti Mourinho hingga akhir musim. Di bawah racikan Solskjaer, klub berjuluk Setan Merah itu perlahan kembali ke permainan aslinya.
Sejauh ini, Solskjaer telah sukses membawa MU memenangkan enan laga beruntun di semua kompetisi. Teranyar, MU menang 1-0 atas Tottenham Hotspur pada pekan ke-22 Liga Inggris di Stadion Wembley, Minggu (13/1/2019) lalu.
Dari keenam laga tersebut, MU mencetak 17 gol dan hanya kemasukkan 3 gol. Torehan ini mengindikasikan taktik menyerang yang diterapkan Solskjaer sukses dijalankan Paul Pogba dan kawan-kawan.
Bukan Identitas MU
Solskjaer menegaskan bermain bertahan bukan identias asli MU. Hal itu dikatakan Solskjaer kepada mantan rekannya di MU, Teddy Sheringham.
"Ini tentang menyerang, kecepatan, kekuatan. Saya tahu kami [mengangguk kepada Teddy] tidak memiliki kecepatan terbaik, tetapi kami masih menyerang," kata Solskjaer seperti dikutip dari Sportsmole, Selasa (15/1/2019).
"Itulah yang dibangun Manchester United - sepak bola menyerang dan maju. Bukan memainkan bola di kotak sendiri dan umpan balik yang bodoh."
Advertisement