Liputan6.com, Jakarta - Bagi Aziz Calim, sebuah pertandingan bukan hanya soal menang atau kalah. Atlet ONE Championship Indonesia ini mengaku selalu berusaha mengambil pelajaran untuk menjadi lebih baik setelahnya.
Ini yang menyebabkan dirinya ingin terus bertanding melawan berbagai atlet dari disiplin dan negara yang berbeda. Tujuannya untuk memetik pelajaran dan menganalisa gaya bertanding mereka masing-masing.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, menghadapi lawan dari negara lain memberinya semangat lebih, karena dia mempertaruhkan nama bangsa. Setelah Aziz melewati dua laga awal di ONE Championship melawan sesama atlet Indonesia, pria yang lahir dan besar di Jeddah, Saudi Arabia dari ayah berdarah Filipina dan ibu asal Indonesia ini berharap dapat melawan atlet dari negara lain.
“Bisa saja setelah ini yang saya hadapi adalah atlet Indonesia lagi, tapi saya sangat berharap untuk menghadapi perwakilan dari negara lain, seperti dari Malaysia,” katanya.
Dia menambahkan, “Ada perasaan yang berbeda ketika harus menghadapi sesama petarung Indonesia dan ketika membawa bendera Indonesia (di ONE Championship) menghadapi lawan dari negara lain.”
Dua Kemenangan
Aziz membuka keran kemenangannya di awal tahun ini dalam ajang ONE: ETERNAL GLORY, setelah mengalahkan Adi Paryanto melalui submission. Ia sebelumnya sempat kalah dalam laga debut di ONE Championship melawan Adrian Mattheis akhir tahun lalu.
“Saya senang dan tidak menyangka bakal menang lewat submission. Awalnya saya prediksi bakal menang TKO lewat stand up fight, namun pertandingan di dalam ring sangatlah dinamis dan diluar prediksi,” ujarnya.
Tetapi, Aziz pun mengakui bahwa jalan untuk menjadi juara dunia ONE Strawweight memang masih panjang. Pria blasteran Indonesia-Filipina berusia 21 tahun ini ingin terfokus untuk mengembangkan kemampuannya, serta perlahan meraih kemenangan demi kemenangan untuk memuluskan karirnya. “Bukan sesuatu yang mudah, tapi saya harus siap,” ujarnya.
Advertisement
Tinju dan Karate
Aziz memiliki spesialisasi pertarungan atas ketika ia berada di dalam ring, dengan latar belakang tinju dan Karate. Namun, hal ini tidak berarti ia lemah dalam pertarungan bawah, seperti yang dibuktikannya dalam kemenangan terbarunya melalui rear-naked choke.
“Saya berlatih keras selama berjam-jam setiap hari. Saya punya kelas khusus terkait BJJ [Brazilian Jiu-jitsu] dan meski awalnya terasa berat dan membosankan, saya mulai bisa menikmatinya. Nyatanya, BJJ sangat fleksibel dan menyenangkan," ujarnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini