Liputan6.com, Jakarta - Kamis (7/2/2019), Liputan6.com mendapat kesempatan istimewa berbincang eksklusif dengan mantan winger Manchester United (MU), Karel Poborsky di The Westin, Jakarta. Poborsky merupakan salah satu bintang MU pada 1996 hingga 1998.
Poborsky adalah salah satu anggota generasi emas Timnas Republik Ceko yang sukses di ajang Piala Eropa 1996. Bersama Petr Kouba, Pavel Nedved, Patrick Berger, dan Vladimir Smicer, ia membawa timnas Ceko menjadi runner up ajang tersebut. Di final Ceko kalah dari Jerman.
Meski kariernya di liga top Eropa tidak berjalan sukses, tapi dia tetap dikenal sebagai pemain besar di kancah sepak bola Eropa. Salah satunya adalah gol indah di ajang Piala Eropa 1996 di Inggris.
Advertisement
Berkat golnya tersebut dia diberi julukan The Poborsky Lob. Saat itu dalam babak perempat final di Villa Park, mantan pemain Benfica ini mencetak gol indah saat melawan Portugal. Dia membuat gol cantik dengan melakukan lob melewati kepala penjaga gawang Vitor Baia.
Baca Juga
Karena kehebatannya tersebut, Poborsky menjadi brand ambassador Home Credit di ajang: Bintang Lapangan, yang berlangsung di tiga kota, Jakarta, Bali, dan Bandung. Di sela-sela acara tersebut, Liputan6.com mendapat kesempatan berbincang dengan Poborsky, yang memenangkan tiga gelar bersama MU, Liga Inggris dan Charity Shield (dua kali).
Menurut pengakuannya, ini bukan pertama kali Poborsky ke Indonesia. Dia sudah berulang kali ke Indonesia dan menyukai suasana di Kota Yogyakarta dan Bali.
"Saya sudah sering ke sini, saat liburan saya ke sini. Keluarga saya senang ke sini, terutama di Yogyakarta. Bahkan saya dan istri suka diving di Bali," kata Poborsky, yang sering mengumbar senyum.
Saat 18 bulan bersama MU, Poborsky memiliki banyak kenangan. Hal yang paling diingatnya adalah perintah Sir Alex Ferguson untuk memangkas rambut gondrong miliknya. Ferguson memang tidak suka pemain dengan rambut gondrong, bahkan sempat menyebut Poborsky sebagai anggota band Led Zeppelin.
"Dia berkata kepada saya potong rambut, tapi ini rambut yang spesial untuk saya. Sebagai pemain saya harus menuruti kata manajer dan memotongnya," ucap Poborsky sambil tertawa menceritakan hal tersebut.
Kariernya bersama MU bukannya tidak mentereng. Poborsky hanya apes karena posisinya sama seperti David Beckham, yang selalu menjadi andalan di sayap kanan bersama Setan Merah. Alhasil, Poborsky memilih angkat kaki dari Old Trafford dan hengkang ke Benfica pada musim 1998/99.
"David Beckham? Dia teman saya, pemain top tentu saja. Namun saya kurang beruntung di MU, karena posisi bermain sama seperti dia. Saya menghabiskan banyak waktu di bangku cadangan gara-gara dia. Jadi saya putuskan untuk pindah ke Benfica," katanya.
Selain itu, Poborsky juga berbicara soal MU era Ole Gunnar Solskjaer, yang menggantikan Jose Mourinho. Poborsky terkejut dengan meledaknya performa Setan Merah, sebutan MU, di bawah asuhan Ole Gunnar Solskjaer. Bersama nakhoda asal Norwegia tersebut, Setan Merah tak terkalahkan dalam 10 pertandingan, meraih sembilan kemenangan dan sekali imbang.
"Sekarang semua menyukai dia, suporter, dan juga pemain. Semua terlihat ingin bermain untuknya. Saya harap manajemen memberikan dia kontrak permanen tahun depan," katanya melanjutkan.
Dengan arahan Solskjaer, Poborsky optimistis MU mampu berada di empat besar. Terlebih, Setan Merah belum menelan kekalahan dalam 10 pertandingan terakhir.
"Dengan sembilan kemenangan, Solskjaer merupakan orang yang fantastis. Saya berharap MU bisa finis di posisi empat besar," ucap pria berusia 46 tahun itu mengakhiri.
Saksikan video pilihan berikut ini: