Sukses

Rudy Agustian Siapkan Strategi Kejutan di ONE Championship Call To Greatness

Rudy Agustian ingin tetap membuktikan diri sebagai pemenang sejak melakoni debut di ajang ONE Championship.

Liputan6.com, Jakarta - Petarung Indonesia, Rudy “The Golden Boy” Agustian tengah naik daun setelah memenangi dua laga beruntun di ONE Championship. Sadar gaya bertarungnya mungkin sudah terbaca lawan, ia kini mempersiapkan strategi tersendiri untuk menghadapi lawannya asal Kamboja, Khon Sichan di ajang ONE: Call to Greatness.

Ajang ini sendiri akan digelarJumat, 22 Februari ini, di Singapore Indoor Stadium, Singapura.

“The Golden Boy” memang ingin tetap membuktikan diri sebagai pemenang sejak melakoni debut di ajang ONE Championship pada Oktober tahun lalu. Di dua laga sebelumnya di kelas flyweight, petarung asal Tangerang berusia 33 tahun ini berhasil mengalahkan Kaji Ebin dan Asraful Islam secara impresif.

Namun, laga melawan Khon nanti dipastikan tidak akan berjalan mudah. Pasalnya, sang lawan tengah dalam kepercayaan diri yang tinggi setelah mengalahkan atlet Indonesia lainnya, Riski Umar, tahun lalu.

Namun begitu, Rudy mengaku yakin ia akan meraih kemenangan dalam pertandingan pembuka ONE: Call to Greatness tersebut.

“Saya sudah latihan intens untuk laga nanti, jadi saya yakin akan menang KO atau TKO maksimal di ronde 2. Saya sudah observasi fight dia, dimana sepertinya ia memiliki kelebihan di striking,” kata Rudy.

Petarung yang bernaung di yang bernaung di bawah Golden Camp dan Pitbull Academy ini menambahkan, “Namun disini [ONE Championship], standup saja tidak cukup, jadi saya akan memberi pelajaran padanya tentang apa MMA itu.”

2 dari 3 halaman

Tak Andalkan Teknik Tertentu

Kemampuan Kun Khmer yang dimiliki Khon sudah tidak diragukan. Atlet muda berusia 21 tahun ini mencatatkan 29 kemenangan, sembilan kekalahan dan tiga kali seri di kontes beladiri khas asal Myanmar tersebut. Tetapi, dua laga awal Khon di ONE sempat berakhir dengan kekalahan.

Untuk memenangi laga nanti, Rudy mengatakan ia harus fleksibel dan tidak mengandalkan satu teknik tertentu.

“Kebetulan tiap main saya selalu beda strategi dan menyesuaikan dengan lawan. Kadang saya bermain pukulan, tendangan atau takedown. Ini akan membuat lawan kebingungan, apakah saya bagus di ground atau striking,” ungkapnya. “Kadang saya ganti style jadi kidal agar susah diprediksi.”

3 dari 3 halaman

Empat Petarung Indonesia

Seperti diketahui, empat atlet Indonesia yang bertanding melawan petarung luar negeri di ajang ONE: ETERNAL GLORY di Jakarta harus menelan pil pahit. Dalam di ajang ONE: HERO’S ASCENT di Filipina, Egi Rozten juga dikalahkan oleh Himanshu Kaushik dari India.

Rangkaian kekalahan ini diakhiri dengan penampilan Elipitua Siregar, yang harus mengakui keunggulan Liu Peng Shuai dari Tiongkok dalam ajang ONE: CLASH OF LEGENDS di Thailand akhir pekan lalu.

“Saya jadikan itu sebagai motivasi. Saya bersemangat buat menunjukkan diri sebagai ‘The Indonesian Hope’. Yang jelas, saya mencoba enjoy saja agar tidak terbebani,” tutup Rudy.