Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menegaskan sudah mengirim surat pengajuan agar Indoneaia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Surat itu dikirim kepada Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach.
"Suratnya sudah dikirim," kata Jokowi di Ecopark Ancol Jakarta Utara, Rabu (20/2/2019).
Sebelumnya, Dubes RI di Bern, Muliaman D Hadad, juga sempat membenarkan bahwa Indonesia telah mengajukan diri untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032. Muliaman jadi perwakilan Indonesia menyerahkan surat yang menyatakan keinginan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade pada 11 Februari 2019
Advertisement
Baca Juga
Jokowi juga mengatakan pernah menyampaikan langsung kepada Presiden IOC Thomas Bach mengenai keinginan Indonesia menjadi tuan rumah ajang kejuaraan olahraga sedunia itu.
"Dulu, waktu bertemu ketua (Presiden) Olimpiade disampaikan bahwa kita memiliki keinginan untuk ikut (bersaing menjadi tuan rumah) Olimpiade," ujarnya.
Namun, Indonesia tak sendirian dalam pencalonan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Setidaknya ada dua negara lain yang juga berminat menggelar pesta olahraga terbesar di dunia itu, yakni India dan Korea Selatan-Korea Utara.
Secara khusus, Presiden IOC, Thomas Bach, menyambut baik keinginan Korea Selatan-Korea Utara mencalonkan diri jadi tuan rumah Olimpiade 2032. Hal ini memang terasa istimewa, dua negara yang dalam beberapa dekade terakhir bak jadi rival, memutuskan untuk bekerja sama.
Â
Bersaing dengan Korsel-Korut
Bach menyampaikan itu setelah menerima perwakilan dari Korea Selatan pada pekan lalu. Maksud kedatangan mereka, untuk melaporkan Korea Selatan-Korea Utara akan tampil dalam satu tim, dalam empat cabang olahraga di Olimpiade Tokyo 2020.
Namun, di sela kunjungan itu, perwakilan Korea Selatan juga "meminta restu" keinginan untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032 bersama Korea Utara.
"IOC menyambut hangat inisiatif ini karena itu merefleksikan misi dari Olimpiade serta mendemonstrasikan kekuatan persatuan olahraga," kata Bach.
"Misi IOC adalah untuk membangun "jembatan", jadi kami sangat menghargai misi ini. Meski prosedur pencalonan belum dibelum dibuka, kami telah menawarkan saran kami bagi "dua Korea" untuk menyiapkan semua langkah yang diperlukan sebelum akhirnya menjalani pencalonan dengan benar secara teknis," lanjut Bach.
(Lizsa Egeham)
Saksikan video pilihan di bawah ini
Advertisement