Sukses

Diterpa Rumor Pengaturan Skor, Arema FC Diharapkan Tetap Fokus

CEO Arema FC Agoes Soerjanto berharap tim tak terpengaruh dengan rumor pengaturan skor.

Liputan6.com, Jakarta CEO Arema FC, Agoes Soerjanto meminta seluruh jajaran tim dan juga Aremania untuk tidak terpancing dengan rumor pengaturan skor. Saat ini, rumor berkembang di media sosial terkait Arema dan mantan CEO Iwan Budianto terlibat pengaturan skor.

Dia mengatakan berita-berita soal pengaturan skor cukup merugikan. Apalagi Arema FC sedang dihadapkan dengan jadwal pramusim yang cukup padat baik di Piala Indonesia maupun Piala Presiden.

"Saya sampaikan kepada manajemen, cobalah konsentrasi dengan program ke depan. Selain Piala Indonesia , Arema masih harus mempersiapkan diri di ajang Piala Presiden ini. Arema harus jadi tuan rumah baik," katanya seperti keterangan tertulis kepada media.

Selain manajemen Arema FC, Agoes meminta Aremania berpikir jernih. Dia menegaskan, manajemen tidak pernah 'menjual' atau 'membeli' pertandingan. Orang nomor 1 di Arema ini meminta suporter untuk turut mengawasi setiap pertandingan di semua level kompetisi.

"Mata dan telinga kami sekarang Aremania. Sekarang fokus kami dari menajemen adalah menumbuhkan ekonomi kerakyatan. Arema bukan hanya salam satu jiwa saja, salam satu jiwa ini harus bisa dirasakan masyarakat semua,"ujarnya.

"Kami tidak ingin slogan itu kotor oleh tudingan, kepentingan-kepentingan sesaat sehingga nanti membawa sepakbola itu ke ranah kemana-kemana,"katanya.

 

2 dari 2 halaman

Soal Iwan Budianto

Agoes juga mengaku prihatin dengan tudingan pengaturan skor terhdap mantan Iwan Budianto, mantan CEO Arema. Tuduhan tersebut justru mengorbankan banyak pihak.

Kecurigaan terhadap Iwan menjadi otak pengaturan skor ramai di media sosial. Namun sampai sekarang, tudingan itu justru tidak pernah terbukti. Berangkat dari fakta tersebut, Agoes meminta semua menerapkan azas praduga tidak bersalah.

"Tudingan itu bagi saya masih sebatas di televisi, masih disiarkan, mari terapkan dulu asas praduga tidak bersalah. Karena negara kita ini adalah negara hukum," kata Agoes.