Liputan6.com, Jakarta Inter Milan membuat keputusan berani pada pertengahan Februari lalu. La Beneamata mencopot jabatan ban kapten yang dipegang penyerang Mauro Icardi.
Langkah ini diambil oleh Inter Milan setelah negosiasi kontrak baru menemui jalan buntu. Keputusan Inter membuat kesal Icardi. Pria Argentina itu lantas menolak bertanding saat La Beneamata dijamu Rapid Vienna di Liga Europa 15 Februari 2019.Â
Baca Juga
Advertisement
Icardi praktis tidak pernah bermain lagi bersama Inter Milan sejak posisinya sebagai kapten tim digantikan oleh kiper Samir Handanovic.
Tanpa Icardi, Inter Milan awalnya cukup menjanjikan. Pasukan Luciano Spalletti berhasil memenangi tiga pertandingan awal. Rapid Vienna dua kali dikalahkan dengan skor 1-0 dan 4-0. Inter juga menang 2-1 atas Sampdoria di Serie A.
Akan tetapi seiring berjalannya waktu, absennya Icardi mulai terasa. La Beneamata kaga meraih kemenangan dalam dua pertandingan Serie A terakhir.
Â
Butuh Icardi
Inter Milan ditahan imbang 3-3 oleh Fiorentina dan kemudian kalah 1-2 saat dijamu Cagliari tadi malam.
"Babak pertama sangat buruk, kami lambat baik dalam mengambil keputusan ataupun mengoper bola," kata Spalletti mengomentari kekalahan dari Cagliari seperti dilansir situs klub.
Dua hasil negatif ini menunjukkan Inter Milan masih butuh seorang Icardi. Lautaro Martinez yang mengisi posisi Icardi penampilannya masih belum stabil. Dia cuma mengemas dua gol sejak Icardi absen.
"Di babak kedua ada sedikit respons, kami bermain baik namun itu tidak cukup Anda harus mencetak gol," jelas mantan pelatih AS Roma ini.
Advertisement
Dirindukan
Inter Milan kini harus segera berdamai dengan Icardi agar target finis di empat besar Serie A bisa tercapai. Saat ini Inter Milan masih berada di posisi tiga, namun cuma terpaut tiga poin saja dari peringkat lima AS Roma.
Tenaga Icardi masih sangat dibutuhkan Inter Milan. Eks pemain Sampdoria itu sudah membuat 109 gol dari 179 laga di Serie A bersama Inter sejak bergabung tahun 2013.
"Icardi sangat penting bagi kami tetapi kami tidak bisa berbuat apa-apa dan menyerahkan kepadanya untuk menyelesaikan masalah. Kami tidak bisa membantunya dan harus menunggunya dengan meraih kemenangan," kata Lautaro.