Sukses

Cerita Gondangdia: Menjelajah Malaysia, Jadi Saksi Seri Pembuka ARRC 2019

Selain meliput ARRC 2019, kanal Bola Liputan6.com juga berkesempatan menjelajah Malaysia.

Liputan6.com, Sepang - Di awal Maret 2019 ini, Kanal Bola Liputan6.com berkesempatan berkunjung ke Malaysia. Kedatangan kami untuk meliput seri perdana ajang balap motor Asia Road Racing Championship (ARRC) 2019.

Ini pertama kali penulis mengunjungi Malaysia. Sebelumnya, penulis cukup beruntung karena sudah pernah meliput diberbaga di negara seperti Kanada, Italia, Jerman, Hong Kong, Makau, Singapura hingga Thailand. Hanya Malaysia memang pengalaman pertama bagi penulis.

Perjalanan ke Malaysia dimulai Jumat (8/3/2019). Terbang ke Malaysia di pagi hari, kami langsung disambut cuaca panas terik saat mendarat KLIA. Maklum saja bandara kebanggaan Malaysia ini terletak di dekat perkebunan sawit.

Venue utama liputan kali ini berada di Sirkuit Sepang. Dari KLIA, Sirkuit Sepang sebenarnya sangat dekat. Jika menggunakan mobil, cukup 12 menit perjalanan. Namun pada hari Jumat, agenda ARRC 2019 seri perdana ini hanya free practice. Babak kualifikasi dan balapan baru diadakan Sabtu (9/3/2019).

Oleh karena itu, bersama rombongan kami memutuskan menjelajah Malaysia pada hari Jumat. Tujuan pertama adalah Batu Caves yang berada di Wilayah Selangor. Batu Caves merupakan objek wisata yang cukup populer di Malaysia.

Uniknya, pemerintah Malaysia tak menarik biaya masuk alias gratis. Pengunjung hanya perlu membayar tiket parkir jika membawa kendaraan atau menyewa kain jika memakai celana atau rok pendek. Batu Caves memang merupakan tempat ibadah umat Hindu. Tapi terbuka untuk umat dari berbagai macam agama.

Total 272 Anak Tangga

Ada 272 anak tangga yang harus dilalui jika ingin sampai ke bagian atas. Karena masih lelah setelah terbang dua jam dari Jakarta, kami memutuskan tidak naik ke atas Batu Caves.

Usai dari Batu Caves, tujuan selanjutnya tentu saja ikon Malaysia Menara Kembar Petronas, tempat yang menjadi menu wajib bagi pemula di Malaysia. Belum lengkap rasanya jika ke Malaysia jika tidak berfoto di bawah Menara Kembar Petronas.

Beranjak dari Menara Kembar Petronas, kami kemudian memilih mengunjungi Putrajaya yang merupakan pusat pemerintahan Malaysia. Meski jadi tempat pejabat pemerintahan bekerja termasuk Perdana Menteri Mahatir Muhammad, Putrajaya memiliki pesona yang menjadi magnet bagi pelancong dari luar negeri.

Berjarak sekitar 35 km dr Kuala Lumpur, Putrajaya memiliki banyak bangunan eksotis. Setiap gedung kantor pemerintahan memiliki desain berbeda nan futuristik. Disana juga ada danau buatan, Masjid Biru yang terkenal hingga kantor PM Malaysia, Perdana Putra yang begitu megah dan kokoh.

Fokus di Sirkuit Sepang

Akhirnya tiba juga waktunya ke fokus utama kunjungan ke Malaysia ini, ARRC 2019 seri pembuka. Sejak Sabtu pagi hingga Minggu sore, Sirkuit Sepang menjadi markas sementara Thomas. Ada banyak pembalap Indonesia yang terjun di ARRC 2019.

Astra Honda Racing Team menurunkan sampai lima pembalap binaan dari Indonesia yakni Andi Farid Izdihar atau yang akrab disapa Andi Gilang, Rheza Danica Ahrens, Lucky Hendriansya Awhin Sanjaya dan Irfan Ardiansyah.

 

Meliput di Sirkuit Sepang ini penuh pengorbanan. Cuaca sangat panas karena letaknya diapit perkebunan sawit. Suhu di lintasan balap bahkan mencapai 62 derajat celsius. Saking panasnya cuaca ada sol sepatu rekan jurnalis yang copot.

Sirkuit Sepang sangat bagus dan modern. Malaysia begitu bangga memiliki Sirkuit Sepang ini. Pasalnya Sirkuit Sepang kerap menggelar ajang balapan kelas dunia seperti MotoGP dan sempat menjadi tuan rumah Formula 1 sebelum dihentikan tahun 2017 karena kalah bersaing dengan Singapura.

Suasana di Malaysia tidak terlalu jauh berbeda dengan di Indonesia. Makanannya hampir sama. Menu utama disana juga nasi. Di Malaysia sangat banyak Warga Negara Indonesia. Nyaris di setiap tempat yang dikunjungi selalu ada orang Indonesia.

Driver yang menemani selama liputan ARRC 2019 pun berasal dari Indonesia. Pria bernama Haikal tersebut merupakan mahasiswa asal Aceh yang sedang menempuh pendidikan S2 di salah satu universitas di Malaysia. Saat sedang libur kuliah, dia mengisi waktu dengan mengantarkan turis jalan-jalan.