Liputan6.com, Jakarta - Penyerang Juventus, Cristiano Ronaldo menepati janjinya. Sebelum laga Juventus vs Atletico Madrid di laga kedua 16 besar Liga Champions, Selasa (12/3) atau Rabu dini hari WIB, dia berjanji akan mencetak hattrick.
Hasilnya, itu yang terjadi. Cristiano Ronaldo mencetak tiga gol sekaligus membawa Juventus lolos ke permpat final setelah mengalahkan Atletico 3-0. Total, Juventus menang agregat 3-2.
Advertisement
Baca Juga
Bukan kebetulan bila pemain berusia 34 tahun ini secara konsisten menghasilkan performa dan penampilan besar di panggung termegah seperti Liga Champions, dan sebuah penelitian baru-baru ini membuktikan kekuatan mentalnya yang luar biasa dalam situasi dengan pressure tinggi.
Penelitian tersebut dilakukan oleh perusahaan analisis olahraga SciSports. Dalam penelitiannya itu membuktikan bahwa Ronaldo tidak seperti yang lain di dunia sepak bola ketika itu berkaita dengan sebuah situasi atau momen bertekanan tinggi.
SciSports bekerja sama dengan universitas riset KU Leuven untuk mempelajari seberapa besar tekanan menjadi faktor dalam momen-momen penting dalam pertandingan sepak bola. Mereka mengumpulkan data dari 7.000 menit permainan, menganalisis bagaimana level performa seseorang dipengaruhi oleh tekanan dalam permainan dan coba tebak siapa yang berada di posisi teratas?
Cristiano [Ronaldo.(3915577 "") muncul di posisi puncak.
Kebal TekananÂ
Faktanya, penyerang Juventus yang juga pemenang Ballon d'Or lima kali tersebut memang seperti kebal terhadap setiap tekanan, dan itu tak mengejutkan terutama bila melihat bagaimana level performanya tak berubah di setiap skenario yang mungkin terjadi di permainan sepak bola.
Ronaldo menunjukkan seberapa kuat mentalnya ketika menghadapi tekanan saat melawan Atletico Madrid di leg kedua babak 16 besar Liga Champions. Juventus dituntut menang untuk mengejar defisit dua gol atas kekalahan di leg pertama, Ronaldo pun menunjukkannya. Bukan hanya satu gol, Ronaldo mencetak tiga gol dalam kemenangan 3-0 dan membawa Bianconeri ke perempat final Liga Champions dengan agregat 3-2.
Kemudian, seberapa besar dan sering tekanan memengaruhi performa pemain?
Advertisement
Tekanan Pengaruhi PermainanÂ
Dalam penelitian itu dilanjutkan juga bahwa ada beberapa pemain yang performa mereka sangat terpengaruh karena adanya tekanan.
Berdasarkan penelitian, Neymar adalah pemain yang performanya sangat dipengaruhi oleh tekanan di dalam permainan, dan demikian pula dengan bintang Chelsea, Eden Hazard.
Berdasarkan penelitian dari Analis SciSports, Jan van Haaren, Neymar membuat keputusan-keputusan yang justru lebih buruk bila berada di bawah tekanan. Sementara Hazard juga dipengaruhi oleh tekanan, dan sering membuat keputusan dalam permainan yang buruk ketika tim dalam penguasaan bola.
Profesor Jesse Davis dari Departemen Ilmu Komputer di KU Leuven, berbicara tentang penelitian tersebut.
"Tekanan mental sudah dipelajari di olahraga seperti baseball dan basket, tapi di sepak bola, ini yang belum dipetakan," ujarnya seperti dilansir SportBible.
"Itulah kenapa kami mengembangkan sebuah model menggunakan machine learning untuk memperkirakan seberapa banyak tekanan mental yang dialami oleh pemain yang menguasai bola," tambahnya.
"Model tersebut menganalisis bagaimana kinerja pemain ini di bawah tekanan: keputusan apa yang dia buat, apakah tindakan yang dipilih dieksekusi dengan baik dan seberapa besar dampak atas tindakan yang dipilih itu terhadap hasil pertandingan?" tutupnya.
Sumber: Bola.net