Liputan6.com, Bologna- Francesco Bagnaia sempat berharap bisa melakoni debut apik di MotoGP Qatar. Namun pada balapan 10 Maret lalu, pembalap yang juga murid Valentino Rossi itu gagal mewujudkan ambisinya.
Pembalap Pramac Ducati itu terkendala dengan sayap motor bagian kanan motor yang patah usai bersenggolan dengan Danillo Petruci di tikungan satu. Patahnya bagian sayap depan itu membuat dia kesulitan mengontrol motor.
Baca Juga
Advertisement
Dia mencoba untuk terus bertahan di balapan MotoGP Qatar. Namun dia terus-terusan melebar dan akhirnya memilih untuk mundur pada lap ke-10.
Atas kesialannya di MotoGP Qatar itu, Bagnaia mengaku tak menyalahkan Petrucci yang merupakan pendahulunya di Pramac Ducati sebelum gabung tim pabrikan Mission Winnow Ducati. Dia justru menyalahkan pembalap lain.
"Saya memulai balapan dengan sangat baik dan ada posisi bagus tapi seseorang sudah melakukan aksi salip yang gila pada Petrucci. Ini menyebabkan Petrucci menyenggol saya," ujarnya seperti dikutip crash.
Â
Â
Di Depan Rossi
Bagnaia sendiri start di depan Rossi pada MotoGP Qatar. Dia start di posisi ke-13, sedangkan Rossi 14.
Namun itu tak membuatnya mampu meraih poin karena tak melanjutkan balapan. Dia bernasib sama dengan Jack Miller dan Bradley smith.
"Saya kehilangan sayap kanan dan itu sangat sulit. Saya geber motor di lap pertama tapi itu sangat berbahaya karena motor condong ke kiri setiap waktu. Saya mencoba tapi tak mungkin," katanya.
"Saya mencoba lurus tiga kali dan itulah mengapa saya berhenti. Setela kedua kalinya saya melebar, ini menjadi sangat berbahaya di trek lurus karena saya terus bergerak."
Advertisement
10 Besar
Kalau tak ada kendala tersebut, Bagnaia meyakini bisa finis di 10 besar. Ini berdasarkan hasil tesnya saat di Sepang maupun Qatar.
Dia pun kehilangan kesempatan untuk bersaing dengan Joan Mir untuk mengisi posisi top rookie.
"Saya pikir bisa bersaing di 10 besar bersama Nakagami karena punya akselerasi. Tanpa sayap, kecepatan saya 1 menit 56,2 detik dan sulit kejar 55 detik," ujarnya.