Sukses

ONE Championship: Menanti Kebangkitan Skena MMA Jepang

ONE Championship coba membangkitkan kembali skena MMA Jepang yang lesu.

Liputan6.com, Tokyo - Jepang sudah lama dikenal sebagai salah satu negeri kelahiran olahraga bela diri mixed martial arts (MMA). Bermacam cabang olahraga tarung bebas ini banyak lahir dari Negeri Matahari Terbit ini. Begitu juga cabang bela diri tradisional model Aikido, Kendo, Judo, dan Karate. Cabang-cabang ini bahkan sudah lama mendunia.

Namun, belakangan banyak orang melupakan Jepang sebagai negara besar MMA. Terutama sejak awal 1990-an, saat MMA mulai berkembang begitu pesat di berbagai penjuru dunia. Jepang bukan lagi pemain utama.

Brasil, Amerika Serikat (AS) ikut menjadi "pesaing" Jepang terkait industri dan skena MMA. Ajang-ajang besar banyak digelar dipadukan dengan hiburan membuat MMA Jepang seperti tertinggal.

Memang, Jepang masih mampu melahirkan banyak atlet-atlet MMA ternama hingga sekarang. Sebut saja Caol Uno, Hayato Sakurai, Norifumi “Kid” Yamamoto, Takanori “Fireball Kid” Gomi and Kazushi Sakuraba.

Namun, pamor skena MMA di Jepang belakangan seperti merosot tajam, seiring dengan dilikuidasinya Dream, salah satu organisiasi MMA yang kerap mementaskan duel-duel MMA. Sebelumnya, Jepang juga punya Pride FC yang sempat eksis sebelum 2007.

Kini, Jepang berusaha kembali meraih pamor mereka sebagai salah satu negara besar MMA di Asia, bahkan dunia.

Adalah ONE Championship atau ONE FC yang siap kembali mendongkrak pamor Jepang sebagai raksasa MMA. Minggu (31/3) saat digelar ajang ONE Championship dengan tajuk ONE: A New Era, bisa jadi merupakan titik balik kebangkitan MMA Jepang.

"Jepang telah lama menunggu kedatangan sebuah organisasi MMA global untuk membangkitkan gairah skena mereka," ujar CEO ONE Championship, Chatri Sityodtong, dalam jumpa pers ONE: A New Era di Tokyo, Kamis (28/3). "Dan, kami berusaha menjamin ONE Championship di Jepang adalah untuk membangun kembali gairah MMA di Jepang pada 2019."

2 dari 3 halaman

Gandeng Pancrase dan Shooto

ONE Championship pun tak bekerja sendiri. Mereka menggandeng Pancrase dan Shooto untuk kembali membangkitkan skena MMA di Jepang. Pancrase dan Shooto adalah organisasi profesional MMA di Jepang.

Nantinya, para atlet yang berada di bawah Pancrase dan Shooto akan bisa bertarung di ajang ONE Championship di skala Global.

Andy Hata, Presiden ONE Championship Jepang, menyebut, ini adalah kesempatan besar bagi Jepang untuk kembali bangkit di arena MMA global. Dengan bantuan ONE Championship, dia percaya industri dan skena MMA di Jepang akan kembali bergairah.

"Yang akan saya lakukan adalah memberikan edukasi kepada market MMA di Jepang. Tentu tidak akan mudah dan mungkin berisiko. Tapi, ini kesempatan untuk kembali membuat skena MMA di Jepang menjadi besar dan mengglobal," ujar Hata.

Untuk memperlancar upaya mereka membangun kembali MMA di Jepang, ONE Championship pun menggandeng partner broadcaster lokal. Saat ini, mereka juga sudah bekerja sama dengan Dentsu, AbemaTV, TV Tokyo dan beberapa media lainnya.

"Dengan bantuan mereka, kami berusaha kembali menggairahkan ekosistem MMA di Jepang. Jadi, kami juga butuh dukungan dari pihak-pihak lain yang kami percaya," Hata menambahkan.

3 dari 3 halaman

Ajang Bersejarah

Maka itu, ajang ONE: A New Era akan menjadi ajang yang sangat bersejarah bagi MMA Jepang. Sebab, di ajang ini akan tampil sejumlah atlet-atlet MMA terbaik Jepang untuk unjuk gigi.

Sebut saja Shinya Aoki yang akan menantang juara dunia kelas ringan ONE Championship, asal Filipina, Eduard Foloyang. Sementara Ken Hasegawa akan berhadapan dengan juara dunia kelas menengah asal Myanmar, Aung La N Sang.

Uniknya, Aoki dan Hasegawa sebelumnya pernah dikalahkan oleh lawan-lawan mereka itu. Tak pelak, ONE: A New Era pun akan jadi kesempatan keduanya untuk membalas dendam.