Liputan6.com, Manchester- Keputusan Manchestester United (MU) untuk mengangkat Ole Gunnar-Solskjaer sebagai manajer permanen dianggap sentimental. Ini terbukti setelah MU menelan kekalahan ketiga dalam empat pertandingan.
Kekalahan teranyar MU terjadi saat lawan Wolverhampton Wanderer (Wolves), Rabu (3/4/2019). MU kalah 1-2 dari Wolves.
Baca Juga
Advertisement
Scott McTominay sempat membuat MU unggul terlebih dahulu. Namun gol Diogo Jota dan gol bunuh diri Chris Smalling membuat MU terkapar.
Kekalahan di Molineux memang hanya yang kedua bagi Solskjaer. Yang pertama terjadi saat kalah dari Arsenal.
Wolves juga menyingkirkan MU di Piala FA. Tak Aneh kalau eks gelandang Timnas Skotlandia, Craig Burnley menilai pengangkatan Solskjaer bernuansa sentimental saja.
Keputusan Gila
Kekalahan lawan Wolves menjadi kekalahan ketiga MU di partai tandang. Dia menilai manajemen MU tidak memikirkan jangka panjang.
"Keputusan untuk memberi Solskjaer posisi manajer tetap, saya kira ini keputusan gila. Utamanya sekarang sebelum musim berakhir," kata Burley seperti dikutip talksport.
"Saya tidak mengatakan ini sekarang setelah pertandingan tadi, saya sudah bilang ini sebelumnya.
"MU salah satu klub terbesar di dunia dan apa yang kita lihat sekarang, mereka butuh perombakan masif untuk menyamai Manchester City dan Liverpool," ucapnya, menambahkan.
Advertisement
Berjasa
Meski meragukan, Burley tetap memuji kinerja Solskjaer yang mampu mengangkat posisi MU. Namun kini, posisi empat besar menjadi lebih sulit.
"Dia sudah bekerja dengan baik. Dia mengangkat MU dari posisi buruk. MU tampil begitu buruk dan saat dia gabung, mereka bahagia dan mulai bermain bagus," ujarnya.