Jakarta Wasit asal Indonesia, Thoriq Alkatiri kembali menjadi perbicangan warganet ketika memimpin pertandingan ketiga Grup C Piala AFC 2019 antara Al-Qadsia kontra Malkiya SCC di Stadion Jaber Al-Ahmad Internasional, Kuwait City, Senin (1/4/2019). Pengadil pertandingan berlisensi FIFA itu dianggap keliru setelah memberikan hadiah tendangan penalti kepada tuan rumah.
Saat Malkiya sedang unggul 1-0 via Hashim Sayed Isa di menit ke-42, Al-Qadsia mendapatkan tendangan penalti setelah Bader Al Mutawa dilanggar Ahmed Muslem. Thoriq Alkatiri menganggap Bader dijatuhkan Muslem di dalam kotak 16.
Baca Juga
Advertisement
Dalam tayangan ulang, Bader sepintas terjatuh di luar kotak penalti. Tapi, Thoriq tetap teguh pada pendiriannya. Yousef Nasser yang menjadi algojo menuntaskan tugasnya dengan baik untuk membawa Al-Qadsia menyamakan kedudukan di menit ke-70.Â
Pertandingan kemudian berakhir untuk kemenangan Malkiya setelah Hashim Sayed Isa mencetak gol keduanya pada menit ke-72.
Bersikukuh dengan sikapnya, Thoriq mengaku pengawas wasit AFC tidak menegur keputusannya yang berbuah penalti tersebut. Bahkan dalam waktu dekat, pengadil pertandingan berusia 30 tahun ini juga akan kembali memimpin pertandingan Piala AFC dan Liga Champions Asia (LCA).
"Teguran kenapa (dari AFC), kan tidak ada apa-apa. Iya pasti ada evaluasi pasti ada dari penilai (setelah pertandingan). Karena semua pertandingan pasti ada evaluasi untuk perbaikan dan meningkatkan kualitas," ujar Thoriq ketika dihubungi wartawan.
"AFC tidak ada masalah. Soal penugasan, sistemnya dua bulan sekali," tutur Thoriq, wasit yang membuat keputusan kontroversial ketika memimpin partai delapan besar Piala Presiden 2019 antara Persija Jakarta kontra Kalteng Putra itu.
Soal pertandingan yang akan kembali dipimpinnya di Piala AFC dan LCA, Thoriq masih menyimpannya rapat-rapat. Sebagai wasit, ia perlu memenuhi kode etik sebagai pengadil pertandingan.
"Ada penugasan lagi bulan ini ACL (LCA) dan (Piala AFC) AFC. Tetapi secara kode etik, saya tidak bisa menyebutkan detailnya," tutur Thoriq Alkatiri.