Sukses

Cerita Gondangdia: Ketika Sakura dalam Pelukan

Kota-kota di Jepang semakin indah bermekarnnya bunga-bunga Sakura.

Liputan6.com, Tokyo - Sakura selalu datang pada bulan April di Jepang. Di bulan keempat dalam kalender Masehi itu, Sakura biasanya mekar sempurna. Dia datang mengabarkan bahwa musim semi telah tiba.

Tapi, tahun ini Sakura datang lebih awal. Sejak minggu ketiga Maret, bunga yang dikenal dengan sebutan cherry blossoms ini sudah marak mewarnai kota-kota di Jepang. Bahkan, di Ueno, digelar secara khusus festival Sakura pada 22 Maret-7 April 2019.

Liputan6.com beruntung karena berkunjung ke "Negeri Matahari Terbit" bertepatan dengan mekarnya Sakura di sejumlah wilayah di Tokyo. Jadilah hari-hari liputan ajang ONE Championship: A New Era di Tokyo, diwarnai dengan pemandangan indah bunga Sakura di sana-sini.

Ada yang berwarna putih dengan sedikit warna merah jambu, kuning muda, merah jambu, hijau muda atau merah menyala. Semuanya bisa membuat rasa hati bahagia.

Tak heran, musisi serbabisa Indonesia, Fariz RM, sempat membuat lagu terkait kembang ini di tahun 1980-an. "Sakura" atau "Sakura dalam Pelukan", begitu dia menamai karyanya. Dalam lagunya itu, mekarnya Sakura diibaratkan Fariz layaknya cinta yang tengah bersemi di hati dua insan yang salah satunya berada di Jepang.

Lagu yang terdapat di album kedua Fariz, dengan judul sama itu, berhasil mendongrak namanya sebagai penyanyi solo. Bahkan, oleh Majalah Rolling Stones Indonesia, lagu ini dimasukkan dalam daftar "150 Lagu Indonesia Terbaik Sepanjang Masa" .

Karena hampir di semua kawasan kota Tokyo tertanam pohon Sakura, jadilah, Liputan6 mendadak Sakura. Ke manapun melangkah, Sakura tak pernah lenyap dari pandangan. Meliput ONE Championship di Ryoguku Kokugikan, taman di sekitar venue dirimbuni Sakura.

Menunjau Stadion Nasional Tokyo, yang akan digunakan untuk Olimpiade 2020, sepanjang jalan, kami juga disuguhkan indahnya pemandangan bunga-bunga Sakura.

Begitu juga saat mengunjuki Kuil Sengakuji, tempat bersemayamnya makam 47 Ronin di sekitar Shinagawa. Hampir seluruh bagian kuil di kelilingi pohan dan bunga-bunga Sakura. Di mana-mana Sakura....

Di Jepang sendiri, masyarakatnya memang merasa perlu merayakan mekarnya Sakura. Sebab, selain cantik dan membuat indah kota-kota mereka, Sakura juga selalu dianggap sebagai pembawa keberuntungan. Dia juga menjadi simbol sebuah harapan.

Shibuya, Harajuku, dan Ikehabara

Namun, Jepang tentu bukan hanya Sakura. Masih ada Shibuya Crossing, kawasan nyentrik Harajuku, toko-toko barang elektronik super lengkap di Akihabara, hingga kuil-kuil khas, yang selalu menarik perhatian. Jelas, semuanya tak begitu saja bisa dilewatkan.

Di sela-sela liputan, Liputan6.com pun beberapa kali menyempatkan diri menyambangi destinasi-destinasi wisata khas di atas. Bukankah itu semua juga bisa dijadikan tulisan?

Kebetulan, moda transportasi di Jepang yang "kereta minded" cukup memudahkan aktivitas. Selintas, melihat jalur kereta di Jepang, utamanya Tokyo, memang bisa membuat kening berkerut, karena seperti menumpuk dengan jalur subway atau metro, serta kereta-kereta jalur lokal. Namun, jika sudah memahaminya, baru terasa mudahnya.

Mengunjungi Jepang sebenarnya bukan pertama kalinya bagi Liputan6.com. Namun, berada di antara sekitar 2 ribu orang yang berdesakkan menyeberang di simpang lima Shibuya, jelas merupakan sensai yang sulit dilewatkan.

Begitu juga saat menyaksikan ribuan muda-mudi, dan tentu saja wisatawan, tumpah-ruah "jalan favorit" Takeshita di Harajuku. Benar-benar, sebuah pengalaman yang ingin terus kita ulangi.

Sementara di Akihabara, sekadar window shopping barang-barang elektronik berkelas dengan harga miring, juga pengalaman mengasyikkan.