Liputan6.com, Malang - Transparansi jadi kata kunci di Piala Presiden 2019. Di tengah kasus pengaturan skor yang sedang melanda sepak bola Tanah Air, turnamen Piala Presiden 2019 jadi bukti bahwa kejujuran di sepak bola Indonesia masih ada.
Piala Presiden selalu berbeda dengan kompetisi lain. Ini turnamen spesial, di mana transparansi selalu dikedepankan.
Faktor itulah yang membuat Ketua Steering Committee (SC), Maruarar Sirait, menunjuk Price Waterhouse Cooper, menjadi auditor Piala Presiden 2019. Ini kali keempat secara beruntun Price Waterhouse Cooper menjaga Piala Presiden dari praktik kotor mafia sepak bola
Advertisement
Maruarar, seperti perintah Presiden Joko Widodo, ingin Piala Presiden 2019 transparan dalam urusan bisnis agar diketahui oleh publik dan terbebas dari pengaturan skor.
"Saya pernah mengatakan ini di Mata Najwa. Presiden Jokowi minta mafia bola dihabisi," kata Maruarar Sirait.
Baca Juga
Tanpa Uang Pemerintah
Lebih lanjut, Maruarar mengatakan, Piala Presiden 2019 tak memakai uang pemerintah. Pihaknya mencari sponsor sendiri untuk membiayai turnamen yang menelan anggaran sebesar Rp 47,5 miliar. Dia juga memastikan ajang ini bebas dari pengaturan skor.
"Kita tahu sepak bola Indonesia sekarang. Posisi saya di bidang industri, kita di negara hukum, kalau ada yang bersalah kita serahkan ke polisi. Ini tidak ada uang negara dan sponsor dari BUMN," katanya.
Transparansi ini membuahkan hasil. Turnamen Piala Presiden 2019 kebanjiran sponsor mulai dari Emtek, Mayora, Indofood, Bukalapak, White Koffie, Le Minarele hingga Kukubima. Hal ini jadi bukti bahwa pihak swasta tak meragukan turnamen tersebut.
Jaminan Transparansi
Auditor dari Price Waterhouse Cooper, Lok Budianto juga menjamin transparansi Piala Presiden 2019. Pihaknya selalu melakukan pengawasan ketat dan audit keuangan pada turnamen yang berlangsung dari 2 Maret hingga 12 April tersebut.
"Kami, Price Waterhouse Cooper Indonesia melihat bahwa tujuan Piala Presiden sejak awal diselenggarakan adalah murni untuk memperbaiki persebakbolaan di Indonesia dan memberikan dampak positif dalam meningkatkan ekonomi, terutama ekonomi kerakyatan," ucap Budianto.
"Ketua Steering Committee, Bapak Maruarar Sirait dan bapak Presiden Jokowi juga menginginkan pelaksanaan yang transparan dan akuntable. Hal ini sesuai dengan salah satu misi dari PWC yakni membangun kepercayaan publik atau building trust in society,” ia menambahkan.
Piala Presiden 2019 kini telah menjadi secercah harapan untuk sepak bola Indonesia yang lebih baik. Kompetisi ini bebas dari praktik mafia dan berpihak kepada rakyat.
Saksikan video pilihan di bawah ini