Liputan6.com, Jakarta - Ajax Amsterdam jadi kejutan terbesar di Liga Champions musim ini. Klub asal Belanda ini sukses menembus semifinal, untuk pertama kalinya sejak musim 1996/97.
Bukan cuma outputnya, tiket ke semifinal. Melainkan juga kiprah gemilang mereka selama berlaga di turnamen antarklub paling elite se-Benua Eropa ini.
Sebelum memastikan tempat di empat besar Liga Champions 2018/19, Ajax menyingkirkan dua tim raksasa: Real Madrid (Spanyol) di 16 besar dan Juventus (Italia) di perempat final.
Advertisement
Los Blancos, julukan Real Madrid, mereka singkirkan dengan agregat 5-3. Sementara Juventus, mereka libas dengan selisih gol 3-2. Kemenangan 2-1 Selasa (16/4) atau Rabu dini WIB, di kandang Juventus, Allianz Stadium, menjadi bukti kehebatan Ajax. Di laga pertama sendiri, kedua tim bermain imbang 1-1.
Baca Juga
Sebelumnya, di fase grup Daley Blind dan kawan-kawan juga mampu menyulitkan raksasa Jerman, Bayern Munchen. Dalam dua laga, klub berjulukan FC Hollywood itu mereka tahan 1-1 dan 3-3.
Di semifinal, De Amsterdammers akan berhadapan dengan wakil Inggris, Tottenham Hotspur. Dua laga semifinal ini akan digelar pada tanggal 31 April dan 8 Mei 2019.
Tak salah jika julukan Pembunuh Raksasa mulai dialamatkan kepada klub yang dilatih Eric Ten Hag ini.
"Saya tak berpikir mereka akan menjuarai Liga Champions. Tapi, mungkin saya salah. Yang jelas, tidak ada yang menduga mereka bisa lolos ke semifina. Mereka memainkan sepak bola yang sangat aktif," ujar Carlo Ancelotti, pelatih yang pernah membawa AC Milan dan Real Madrid juara Liga Champions.
Di awal turnamen, memang sangat sedikit yang menjagokan Ajax. Orang umumnya menganggap masa kejayaan Ajax di Eropa sudah berlalu, sejak mereka terakhir kali menjuarai Liga Champions di musim 1994/95, untuk keempat kalinya, di era Patrick Kluivert dan kawan-kawan.
Â
Kejayaan Telah Berlalu
Ajax memang sempat menembus final Liga Champions semusim kemudian. Namun, mereka ditekuk Juventus lewat adu penalti. Begitu juga di musim selanjutnya. Ketika itu, langkah Ajax kembali dihentikan Juventus di semifinal.
Sejak era Milenial, Ajax lebih dikenal sebagai klub yang gemar menjual bintang-bintang muda mereka. Tujuannya apalagi, jika bukan untuk mencari keuntungan finansial.
Tapi, musim ini berbeda. Berbekal kombinasi skuat muda, plus bantuan pemain-pemain veteran seperti Daley Blind, Jan Klaas Huntelaar, serta Dusan Tadic, mereka mampu mengguncang Eropa.
Ten Hag, sang pelatih membuka rahasia sukses Ajax. "Kami kembali ke filosofi dasar Ajax, yaitu bermain melebihi limit. Kami berhasil melakukannya lagi," ujarnya.
Dengan filosofi itu, Ten Hag mengaku tak takut menghadapi tim sehebat apapun. Justru, kata Ten Hag, tim lawan yang gentar kepada mereka.“Juventus terlihat takut kepada kami, begitu juga dengan Real Madrid. Gaya bermain kami telah membuat mereka gentar," ujarnya.
Advertisement
Bidik Tottenham
Kini, taring-taring tajam Ajax nyalang membidik Tottenham sebagai mangsa mereka selanjutnya. Peluang Matthijs De Ligt dan kawan-kawan tentu saja besar untuk bisa terus melenggang ke partai puncak dan tampil di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Spanyol, 1 Juni mendatang.
Setidaknya dibanding dua semifinalis lainnya, Liverpool dan Barcelona, Tottenham boleh dibilang merupakan lawan yang paling ringan. Setidaknya, tim yang kini diasuh Mauricio Pochettino itu tak memiliki tradisi kuat di Liga Champions, layaknya Liverpool dan Barcelona.
Secara materi pemain, Tottenham juga tidak sedahsyat Liverpool dan Barcelona. Ten Hag pun optimistis akan prospek pasukannya.
“Kami memiliki pemain yang bertalenta dan dapat mengimplementasikan gaya bermain Belanda dengan sangat baik. Cuma Ajax yang tahu bagaimana cara bermain menekan ketika bertahan dan menyerang," ujarnya.
Treble Winners
Hal lain yang bisa membuat Ajax semakin dibicarakan orang adalah peluang mereka untuk meraih treble winners, alias tiga gelar sekaligus.
Sebab, selain Liga Champions, Ajax juga sudah memastikan tiket ke final KNVB Cup, musim ini. Tanggal 5 Mei mendatang, mereka akan berhadapan Willem II untuk menentukan sang juara.
Sementara di Liga Belanda, saat ini Ajax masih bersaing ketat dengan PSV Eindhoven di puncak klasemen. Kedua tim sama-sama memiliki 74. Namun, Aja memiliki selisih gol lebih baik. Liga Belanda sendiri tinggal menyisakan empat laga lagi.
Advertisement