Sukses

MU yang Makin Akrab dengan Kekalahan Bersama Solskjaer

MU cuma menang dua kali saja sejak Ole Gunnar Solskjaer dipermanenkan sebagai manajer.

Liputan6.com, Jakarta Manchester United (MU) mengalami kekalahan memalukan saat dijamu Everton pada lanjutan Liga Inggris, Minggu (21/4/2019) kemarin. Setan Merah dibantai Theo Walcott dan kawan- kawan empat gol tanpa balas.

Hasil negatif ini membuat MU masih berada di luar empat besar klasemen Liga Inggris. Pasukan Ole Gunnar Solskjaer bertengger di posisi enam dengan koleksi 64 poin. Masih tertinggal dua poin dari peringkat empat Arsenal. 

Kekalahan memalukan ini membuat Solskjaer mulai digoyang. MU dinilai telah gegabah dan salah memutuskan mempermanenkan pria asal Norwegia tersebut.

MU mempermanenkan Solskjaer pada akhir Maret 2019. Keputusan mempermanenkan Solskjaer diambil setelah melihat tren positif pria berwajah bayi itu sejak akhir Desember.

Solskjaer ditunjuk sebagai caretaker MU menggantikan Jose Mourinho yang dipecat. Awalnya MU sempat menyodok ke empat besar Liga Inggris.

Setan Merah memenangi delapan laga awal sejak ditangani Solskjaer. Total MU tak pernah kalah dalam 11 laga awal Solskjaer. Kekalahan pertama barut terjadi dari Paris Saint Germain di Liga Champions.

Meski kalah dari PSG di Old Trafford, MU tetap lolos ke babak perempat final. MU secara luar biasa balas mengalahkan PSG 3-1 di Paris. Setelah sukses lolos ke perempat final, MU kemudian memberikan kontrak tiga tahun kepada Solskjaer.

Sial bagi Setan Merah, sejak Solskjaer jadi pelatih permanan, performa tim justru malah terjun bebas. MU cuma menang dua kali dengan empat laga lain berujung kekalahan.

 

 

2 dari 3 halaman

Terburu-buru

MU harus tersingkir dari Liga Champions setelah kalah dari Barcelona baik di kandang maupun di Nou Camp. Selain kalah dua kali dari Barcelona dan Everton, MU juga ditekuk Wolverhampton.

Sebelum MU kalah lawan Everton, Mantan pemain Tottenham Hotspur Jermain Jenas telah mengkritik keputusan mempermanenkan Solskjaer sebagai manajer. Langkah tersebut dinilai gegabah.

"Saya merasa itu adalah keputusan emosional dan dalam bisnis apa pun itu harus menjadi keputusan logis yang matang untuk jangka panjang," ujar Jenas kepada BBC.

"Salah satu hal yang perlu mereka hindari adalah 'cara Manchester United' dan 'itu bukan cara yang biasa mereka lakukan'. Apa yang dilakukan Sir Alex Ferguson sangat unik dan United merasa sangat sulit untuk meniru dengan beberapa manajer terbaik di dunia."

3 dari 3 halaman

Klasemen Liga Inggris