Liputan6.com, Jakarta Nasib tragis menimpa salah seorang pesepak bola asal Burundi, Faty Papy. Pemain berusia 28 tahun tersebut tewas di tengah lapangan akibat penyakit yang dideritanya.
Seperti dilansir Marca, Papy mengalami serangan jantung saat memperkuat Malanti Chiefs menghadapi Green Mamba di Stadion Killarney, Kamis waktu setempat. Di tengah laga, Papy tiba-tiba terjatuh dan petugas medis dengan peralatan seadanya gagal menyelamatkannya.
Advertisement
Baca Juga
Insiden ini sebenarnya bisa dicegah. Sebab sehari sebelum pertandingan, Papy telah mengungkapkan masalah jantung yang tengah dihadapinya kepada salah satu surat kabar lokal. Papy bahkan mengaku telah mendapat peringatan dokter terkait penyakitnya.
Kondisi ini menjadi judul dalam salah satu artikel yang diterbitkan usai wawancara itu. Namun entah kenapa Papy tetap memaksakan diri untuk tampil saat bertemu Green Mamba.
"Siang rekan-rekan pecinta sepak bola. Saya sedang membaca wawancara Papy Faty dan itu benar-benar membuat saya khawatir. Dia mempertaruhkan nyawanya untuk resiko yang tidak perlu. Ya, dia mencintai sepak bola tapi kesehatan seharusnya yang utama teman-teman," tulis salah pengguna Twitter, @isothamlilo saat mengunggah artikel mengenai Papy.
Good day my fellow soccer lovers,i’m here reading the Papy Faty interview and seriously it has got me worried,he is putting his life in unnecessary risk,yes he loves the sport but health comes first guys. pic.twitter.com/oXWXjj3mdU
— izalaNkosi🇿🇦🇿🇼✊🏿 (@isothamlilo) April 24, 2019
Meski tidak pernah bermain di Liga Super Turki, Papy sempat menjalani kareir sebagai pemain Trabzonspor, sejak 2008 hingga 2011. Dia kemudian kembali ke Afrika dan bermain dengan beberapa klub, termasuk APR FC dan Bidvest Wits. Papy juga merupakan bagian dari timnas Burundi dan sempat tampil pada babak kualifikasi Piala Afrika di Mesir.
Dikenal Sosok yang Baik
Papy bermain di posisi gelandang. Pria kelahiran 18 September 1990 itu dikenal sebagai pemain tak kenal kompromi di lapangan. Namun di luar laga, Papy adalah sosok yang baik.
"Papy Faty adalah orang yang secara tidak sengaja mencederai saya saat pertama kali menderita cedera lutut saat Telkom QF vs Wits. Saat itu saya berusia 23 tahun. Saya ingat dia mengirim pesan setelah laga dan meminta maaf. Dia berharap saya sukses dan berkata akan selalu mendoakan saya," tulis salah seorang pemain, Keagan Buchanan.
Papy Faty was the guy who unintentionally injured me the first time I injured my knee in a Telkom QF vs Wits when I was only 23, I remember him messaging me after the game apologizing, wishing me all the best & said he will pray for me.
— Keagan Buchanan (@keagan_buchanan) April 25, 2019
Advertisement