Sukses

Saat Liliyana Natsir Disebut Si Culun

Julukan bagi Liliyana Natsir ini termuat di buku Butet Legenda Sejati yang ditulis Hamid Awaludin. Liliyana mendapatkannya pada awal karier di dunia tepok bulu.

Liputan6.com, Kudus - Buku Liliyana Natsir berjudul Butet Legenda Sejati yang diluncurkan Minggu (28/4/2019) menyimpan cerita menarik. Salah satunya adalah sebutan si Culun yang diberikan penulis buku, Hamid Awaludin.

Mantan Menteri Hukum dan HAM itu memberikan sebutan culun kepada Liliyana Natsir pada bagian awal bab Si Culun Menggemparkan. "Pemain yang dianggap culun itu ternyata sangat dahsyat. Pertahanannya tak goyah, apalagi tembus," tulis Hamid.

Bab tersebut menerangkan awal perjalanan Liliyana bersama pasangan ganda campurannya, Nova Widianto, pada final Kejuaraan Dunia di Amerika Serikat tahun 2005. Ketika itu sosok yang akrab disapa Butet tersebut baru berusia 19 tahun.

Pada laga final, Liliyana dan Nova harus berhadapan dengan pasangan Tiongkok, Xie Zhongbo/Zhang Yawen. Nova/Butet kalah lebih dulu di gim pertama, sebelum bangkit di gim kedua dan memaksakan gim ketiga.

Menurut Hamid, Butet yang masih belia dan dianggap culun menunjukkan kelasnya sebagai pemain hebat. "Begitu pertandingan gim ketiga dimulai, Butet melakukan servis dan menghasilkan lima poin berturut-turut," tulis Hamid.

Pasangan Liliyana Natsir/Nova Widianto bertahan hingga 2013. Liliyana lalu sempat mencicipi ganda putri bersama Vita Marissa, sebelum kembali berpasangan dengan Tontowi 'Owi' Ahmad pada 2013 di ganda campuran.

2 dari 3 halaman

Cerita Lucu

Bukan hanya sebutan culun, buku ini juga mengungkap cerita lucu yang terjadi antaran Liliyana dan Tontowi. Cerita ini terjadi sebelum Liliyana/Tontowi melangkah ke final Indonesia Open 2017.

Liliyana saat itu melontarkan candaan soal kontrak Tontowi. "Lo siap menggempur dari belakang ya, Owi. Tapi ingat, jangan kepala saya digempur. Ntar kontrak lo buyar," tulis Hamid menirukan perkataan Liliyana.

Candaan Liliyana pun dibalas Tontowi. "Tak mungkinlah saya pukul kepala cik dari belakang. Sumber rezeki saya kan dari cik Butet. Tapi ingat ya cik, ada ongkos perlindungan kepala lho," kata Tontowi seperti ditulis Hamid.

Di final itu, Liliyana dan Tontowi menaklukkan pasangan Tiongkok, Zheng Siwei/Chen Qingchen, 22-20, 20-15.

3 dari 3 halaman

Berbeda Dengan Nova

Hamid menilai candaan antara Liliyana dan Tontowi membuat pasangan tersebut punya kedekatan emosional, bukan sekadar duet di lapangan. Ia juga menemukan ada perbedaan saat Liliyana berpasangan dengan Nova Widianto dan Tontowi.

"Waktu sama Nova, Liliyana masih junior. Jadi, nasihat-nasihat itu semua berasal dari Nova. Sementara ketika dengan Tontowi, nasihat itu datang dari Liliyana karena dia lebih senior dari Tontowi," kata Hamid saat peluncuran buku.

Liliyana menutup kariernya pada turnamen Indonesia Masters, Januari 2019 lalu di Jakarta. Dia sukses meraih banyak trofi, salah satunya adalah medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 bersama Tontowi, selama menggeluti dunia tepok bulu.