Liputan6.com, Jakarta - Barcelona semakin dekat untuk mewujudkan ambisi mereka: mencetak hattrick treble winners. Musim ini, klub asal Katalunya itu memang berpeluang besar memenangkan tiga gelar sekaligus.
Gelar La Liga Spanyol 2018/19 telah mereka menangkan sejak pekan ke-35, akhir April lalu. Sementara gelar Copa del Rey telah berada di depan mata, karena langkah Barcelona telah sampai di final. Pada partai puncak, mereka akan menghadapi Valencia.
Satu gelar lagi, sebagai pamungkas adalah Liga Champions. Di ajang ini, Barcelona telah sampai di semifinal. Namun, peluang lolos ke final sangat besar karena di laga pertama, di kandang sendiri Stadion Camp Nou, mereka menang 3-0 atas Liverpool.
Advertisement
Mereka tinggal menjamin, kemenangan besar itu tak sia-sia saat dijamu lawan yang sama di laga kedua semifinal Liga Champions, di kandang lawan, Stadion Anfield, Selasa (7/5).
Baca Juga
Jadi, musim ini, kesempatan Barcelona memang sangat besar untuk mencetak treble winners ketiga mereka. Sebelumnya, Barcelona memenangkan tiga gelar sekaligus pada musim 2008/09 dan 2014/15. Yang pertama di era kepelatihan Josep Guardiola. Dan yang kedua saat dilatih Luis Enrique.
"Musim lalu, kami meraih trofi La Liga dan Copa del Rey. Namun kami harus bisa membawa kembali trofi cantik Liga Champions ke Camp Nou," kata penyerang andalan Barcelona, Lionel Messi usai laga trofeo Joan Camper di Camp Nou pada pramusim lalu.
Messi sendiri merupakan bagian tim, saat memangkan treble winners pada 2008/09 dan 2014/15. Dan, musim ini, lagi-lagi penyerang asal Argentina ini menjadi kunci kiprah gemilang Barcelona.
Di ajang La Liga, Messi mencetak 34 gol. Jumlah ini sekaligus menempatkannya sebagai pencetak gol terbanyak alias el pichichi. Pasalnya, pesaing terdekatnya, Karim Benzema, baru mencetak 21 gol, sementara kompetisi tinggal menyisakan dua pertandingan lagi.
Di Liga Champions pun begitu. Total 12 gol yang dia ciptakan punya kontribusi besar mengantarkan Barcelona melangkah sejauh ini. Dua gol Messi ke gawang Liverpool pula yang membuat langkah mereka sedikit lebih mudah di semifinal Liga Champions kedua.
Target Sesungguhnya
Gelar Liga Champions sebenarnya memang ibarat target sesungguhnya bagi Barcelona. Gelar yang harus mereka menangkan untuk menahbiskan diri sebagai klub besar, klub terbaik di Eropa.
Namun, faktanya dalam empat musim terakhir, mereka selalu gagal memenangkan ajang ini. Padahal, dalam rentang waktu itu, Barcelona tiga kali memenangkan Liga Spanyol dan tiga kali pula menjuarai Copa del Rey.
Gelar Liga Champions pula, plus treble winners tentu saja, yang bisa membuat mereka sejajar dengan seteru bebuyutan mereka, Real Madrid. Maklum, sang rival telah 13 kali menjuarai Liga Champions, sedangkan Barcelona baru lima kali.
Menariknya, pelatih Barcelona, Ernesto Valverde masih sangat berhati-hati bicara tentang kans ke final, apalagi soal kemungkinan meraih treble winners.
Dia tahu betul, bersikap gegabah, menganggap diri sudah lolos ke final, tak ubahnya bunuh diri."Belum ada yang bisa dirayakan, kami belum lolos (ke final)," ujar Valverde. "Liverpool adalah tim yang bisa membuat lawan mereka menderita."
Advertisement
Hati-Hati
Tentu, bukan tanpa alasan Valverde bersikap hati-hati. Dia justru belajar dari pengalaman.
"Saya masih ingat betul kutukan musim lalu. Kami punya keuntungan tiga gol di perempat final (Liga Champions), tapi akhinya malah tersingkir," dia seolah mengingatkan pasukannya.
Musim lalu, di perempat final ajang yang sama, Barcelona memang sempat menang 4-1 di laga pertama atas AS Roma. Namun, di laga kedua, mereka kalah 0-3, sehingga harus masuk kotak.
Apalagi, kapten Liverpool, Virgil van Dijk, pagi-pagi sudah menjamin, Barcelona akan mendapatkan "neraka" di Anfield.
"Valverde tahu, pertandingan belum selesai," ujar Van Dijk, yang baru terlebih sebagai Pemain Terbaik Liga Inggris itu. "Di Anfield, kami tidak akan menyerah. Kami masih percaya diri bisa lolos ke final."
Â
Ancaman Ajax dan Tottenham
Tantangan bukan saja dari Liverpool. Jika bisa mengatasi klub berjulukan The Reds itu, Barcelona juga masih harus menghadapi salah satu dari dua kuda hitam, Ajax Amsterdam dan Tottenham Hotspur.
Di semifinal pertama, di kandang sendiri Tottenham memang harus mengakui keunggulan Ajax 0-1. Namun, bukan tak mungkin mereka bangkit di Amsterdam.
Namun, siapapun lawan Barcelona, jika mereka lolos ke final, jelas tak akan jadi laga mudah di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, 1 Juni mendatang.
Tottenham, ibarat tim muda yang penuh vitalitas. Ambisi untuk mencetak sejarah, bukan tak mungkin akan bisa membuat Barcelona kerepotan.Sementara jik Ajax lawannya, persoalan juga tak akan menjadi mudah bagi Los Blaugrana.
Tradisi kuat Ajax di masa lalu, yang pernah empat kali bergelar juara Liga Champions, bisa jadi modal berharga De Amsterdammers.
Apalagi, seperti Barcelona, Ajax juga berpeluang meraih treble winners, musim ini. Mereka telah memenangkan KNVB Cup, sementara di Liga Belanda, mereka masih bersaing ketat dengan PSV Eindhoven.
Advertisement
Perjalanan Masih Panjang
Namun, mungkin benar pertimbangan Valverde. Yang terdekat sekarang, adalah bagaimana mereka menyelamatkan terlebih dahulu tiket ke final, dengan menyingkirkan Liverpool.
Setelah itu, tahap selanjutnya baru mereka fokuskan. Sebab, sebelum digelarnya final Liga Champions, jika Barcelona lolos, mereka harus terlebih dahulu meladeni Valencia di final Copa del Rey, 25 Mei 2019.
Jadi, perjalanan menuju treble winners ketiga Barcelona memang masih cukup panjang.Bagaimana Messi... Valverde?