Liputan6.com, Nanning - Hasil di lapangan tidak menjadi masalah bagi Greenland saat mengikuti Piala Sudirman 2019. Mereka tetap menikmati pengalaman dan kesempatan sekali seumur hidup.
Tergabung di Level 4 bersama Kazahkstan dan Makau, Greenland mencicipi ketatnya persaingan bulu tangkis dunia di arena megah Guangxi Sports Center.
Advertisement
Baca Juga
Mereka dikalahkan Makau 0-5 pada penampilan perdana, Minggu (19/5/2019). Greenland lalu juga tumbang 1-4 dari Kazakhstan, Selasa (21/5/2019), sehingga dipastikan menduduki peringkat terbawah (31) dari seluruh peserta Piala Sudirman tahun ini. Namun, itu bukan masalah bagi pemain.
"Kami sadar tidak berada di level yang sama dengan yang lain. Tapi bagi kami ini pengalaman luar biasa karena bisa mewakili negara," kata Toke Ketwa-Driefer yang turun di nomor ganda campuran bersama Milka Bronlund.
"Kalah itu tidak enak, tapi sangat luar biasa bermain di Tiongkok dengan fans luar biasa dan arena yang hebat. Tak bisa dibayangkan," kata sambungnya, dilansir Antara.
Edisi 2019 merupakan penampilan ketiga Greenland di Piala Sudirman. Mereka belum pernah tampil di level tertinggi (1).
Pada turnamen 2001 di Sevilla, Spanyol, mereka dikalahkan Italia dan Yunani pada persaingan Grup B level 7. Namun, Greenland sukses menaklukkan Maroko untuk menempati posisi 51.
Sedangkan pada 2003 di Eindhoven, Belanda, Greenland masuk Grup B level 6 bersama Lithuania, Gibraltar, dan Luksemburg.
Mereka menumbangkan Gibraltar dan menyerah di hadapan Lithuania dan Luksemburg. Greenland lalu ditaklukkan Yunani sehingga bertengger di peringkat 44.
Perjuangan Besar
Greenland berjuang sebelum mengikuti pertandingan. Delapan atlet yang turun, plus ofisial, harus menempuh puluhan ribu kilometer untuk mencapai lokasi pertandingan.
Berasal dari terbesar dunia di dekat lingkar Kutub Utara, tim harus terbang ke Denmark terlebih dahulu sebelum mengambil penerbangan internasional ke negara-negara lain.
Pemain juga minim pengalaman. Ketwa-Driefer dan kawan-kawan sebelumnya maksimal turun di turnamen internasional BWF Future Series di Islandia, venue terjauh yang pernah mereka sambangi.
"Kami tidak banyak bermain di kejuaran di luar negeri karena terbang dari Greenland sangat mahal. Kami hanya memiliki satu bandara besar, jadi jika ingin ke turnamen internasional, kami harus pergi jauh dan menghabiskan ribuan dolar dan euro," ungkap Ketwa-Driefer.
Advertisement
Olahraga Populer
Greenland merupakan negara otonomi di bawah Kerajaan Denmark. Meski begitu, bulu tangkis merupakan olahraga terpopuler ketiga di sana setelah sepak bola dan bola tangan.
Meski begitu, lapangan bulu tangkis di sana tidak banyak sehingga memengaruhi pola latihan. "Sedikit berat karena hanya ada tiga gelanggang di Nuuk, tempat kami tinggal. Cukup sulit juga ketika harus berbagi dengan olahraga yang lain," kata Bronlund.
Di negara dengan penduduk sekitar 55 ribu orang, hanya ada satu kali kejuaraan nasional bulu tangkis dan sejumlah turnamen kecil lainnya. Mereka pun bergantung kepada Denmark untuk memasok perlengkapan bulu tangkis seperti raket dan kok.
"Sangat sulit. Piala Sudirman adalah arena yang besar. Pengalaman baru, levelnya sangat tinggi, dan berat bagi kami. Kami belum pernah bermain di tengah penonton yang sangat banyak seperti sekarang," kata tunggal putra Jens-Frederik Nielsen.
"Kami tak punya liga nasional, hanya satu kejuaraan dalam satu tahun dan itu pun dengan ratusan penonton saja. Dan itu berlangsung di arena yang kecil, lebih kecil dari arena latihan di sini," kata Nielsen.Â
Satu-satunya kemenangan Greenland pada Piala Sudirman tahun ini dipersembahkan tunggal putri Sara Lindskov Jacobsen. Dia menaklukkan wakil Kazakhstan Aisha Zhumabek 21-23, 21-13, 21-18.
"Saya rasa hari ini lebih baik. Sepertinya kalah telak lagi hari ini, tapi ini adalah perasaan yang menyenangkan," ungkapnya.