Liputan6.com, Baku - Chelsea dan Arsenal perlu menempuh jarak nyaris mencapai 10 ribu kilometer untuk menentukan siapa yang terbaik di antara mereka. Namun, kali ini, duel keduanya bukan seperti duel-duel sebelumnya di laga Derby London, Inggris.
Di Stadion Olimpiya, Baku, Azerbaijan, dua klub elite Liga Inggris ini akan berduel di altar terhormat bernama final Liga Europa 2018/19, Rabu (29/5/2019) atau Kamis dini hari WIB. Memang, untuk level antarklub Eropa, ajang ini masih berada di bawah Liga Champions kelasnya.
Namun begitu, prospek pulang dari Baku membawa gelar juara dari final Liga Europa jelas tetap menggiurkan. Apalagi, sang pemenang, akan langsung beroleh tiket tampil di Liga Champions, musim depan.
Advertisement
Baca Juga
Tak pelak laga final Liga Europa ini jelas menggiurkan bagi Arsenal, yang musim ini kembali hanya mendapat tiket ke Liga Europa dari Liga Inggris.
"Pertandingan ini bisa jadi jalan kami untuk kembali tampil di Liga Champions. Kami harus memenangkan pertandingan lawan Chelsea," ujar gelandang Arsenal, Granit Xhaka. "Sudah dua musim terakhir kami absen dari Liga Champions."
Di sisi lain, Chelsea sendiri sudah memastikan diri tampil di Liga Champions musim depan karena menduduki posisi ketiga. Namun, The Blues dipastikan tetap akan tampil habis-habisan.
Buka cuma demi gengsi London, gengsi Inggris, melainkan juga menjaga pamor mereka sendiri, di level domestik (Inggris) dan juga Eropa.
Memenangkan Liga Europa 2018/19 memang bisa dibilang akan menyelamatkan musim keduanya. Maklum, di Liga Inggris, performa Chelsea dan Arsenal tak bisa dibilang bagus.
Chelsea gagal bersaing dengan Manchester City dan Liverpool di trek perburuan juara, dan hanya mampu menduduki posis ketiga di klasemen akhir.
Nah, bagi Maurizio Sarri, manajer Chelsea, menjadi yang terbaik di final Liga Europa bisa jadi pembuktian kepada klub. Setidaknya, pria asal Italia itu bisa menunjukkan bahwa dia mampu memenangkan barang satu gelar. Maklum, belakangan isu gencar beredar The Blues bakal melengserkannya.
Arsenal lebih parah. Mereka hanya mampu menutup musim dua tingkat di bawah Cheslea, dengan hanya mengoleksi 70 poin dari 38 laga.
Apalagi, Arsenal belum pernah merasakan nikmatnya juara Liga Europa. The Gunners hanya pernah memenangkan ajang ini, saat masih menggunakan format Piala Winners, yang mempertemukan juara-juara piala domestik di Eropa. Arsenal memenangkannya pada 1993/94.
Sedangkan Chelsea terakhir tampil di final Liga Europa pada 2012/13. Ketika itu, mereka akhirnya tampil jadi juara.
Arsenal Berharap Unai Emery
Arsenal sepertinya datang ke final bersama orang yang tepat. Sebab, saat ini mereka ditangani Unai Emery, sosok yang begitu akrab dengan ajang Liga Europa. Dia pernah tiga musim berturut-turut menjuarai Liga Europa saat masih menangani klub Spanyol, Sevilla pada 2013/14, 2014/15, dan 2015/16.
Atau jangan-jangan memang karena sentuhan tangan dingin Emery yang membuat Arsenal bisa melaju hingga ke partai puncak.
Namun, yang menarik, Emery sendiri selalu berusaha merendah saat ditanya kemungkinan dia membawa Arsenal jadi juara Liga Europa.
"Gelar-gelar yang pernah saya menangkan di Liga Europa sama sekali bukan jaminan. Setiap pertandingan, setiap musim selalu berbeda," ujar Emery dikutip Express.
Advertisement
Kado Perpisahan Hazard
Di sisi lain, kubu Chelsea juga tak kalah bersemangat menjelang laga penting ini. Bukankah memenangkan satu trofi jauh lebih baik ketimbang tidak sama sekali.
Laga ini semakin spesial untuk gelandang The Blues, Eden Hazard. Pasalnya, ini akan jadi pertandingan terakhirnya bersama Chelsea. Hazard memang terus diisukan bakal meninggalkan Stamford Birdge. Bahkan, spekulasi ini sudah beredar sejak awal musim. Klub raksasa Spanyol, disebut-sebut sebagai calon pelabuhan barunya.
Tak pelak, bagi Hazard, trofi Liga Europa akan menjadi sebuah kado perpisahan yang sempurna bila dia benar-benar meninggalkan Chelsea pada musim panas tahun ini.
"Ini adalah kompetisi Eropa, jadi bagi saya, untuk klub, untuk pelatih, untuk para penggemar, ini adalah sesuatu yang penting," ucap Hazard, seperti dilansir situs resmi klub .
"Ketika Anda bermain di final, tidak masalah apakah itu Liga Champions, Liga Europa atau Piala Liga, Anda hanya ingin menang, Anda hanya ingin membawa pulang trofi dan merayakannya," paparnya.
Siapa Berpeluang?
Dari sisi kekuatan, kedua tim sendiri bisa dibilang cukup berimbang. Bahkan, dalam sepuluh pertemuan terakhir, Chelsea dan Arsenal berbagi kemenangan, masing-masing empat.
Pun duel mereka di Liga Inggris musim ini. Arsenal menang 2-0 saat berlaku sebagai tuan rumah di Stadion Emirates. Sementara saat duel di kandang Chelsea, Stamford Bridge, giliran The Blues menang dengan skor 3-2.
Jadi, siapa yang akan berpesta di Baku?
Advertisement