Sukses

MotoGP: Tim Pabrikan Yamaha Tak Terlalu Senang Morbidelli dan Quartararo Bersinar

Menurut Team Principal Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali, menyadari bahwa tim pabrikan Yamaha tak terlalu menyukai fakta Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli yang sering menyulitkan Rossi dan Vinales.

Jakarta Team Principal Petronas Yamaha SRT, Razlan Razali, menyadari tim pabrikan Yamaha tak terlalu menyukai fakta Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli belakangan memberikan tekanan besar kepada duo Valencia Rossi dan Maverick Vinales. Namun, dia berusaha tenang menyikapi fenomena tersebut. 

Di klasemen sementara MotoGP 2019, Rossi dan Vinales memang masih unggul atas Morbidelli dan Quartararo. Tapi, dalam lima balapan musim ini dua pembalap Petronas Yamaha SRT selalu menguntit. 

Puncaknya, Quartararo dan Morbidelli berhasil meraih start pertama dan kedua di MotoGP Jerez. Situasi itu memunculkan tanda tanya karena pembalap satelit malah tampil lebih impresif dibanding Rossi dan Vinales. 

Saat ditanya apakah situasi itu memperburuk hubungan mereka dengan tim pabrikan Yamaha di ajang MotoGP, Razali memberikan jawaban blak-blakan. 

"Saya rasa tidak. Tapi, saya akui mereka tak terlalu suka. Tapi, di saat bersamaan, kami di Yamaha. Saya rasa mereka ingin brand ini memimpin," kata Razali, seperti dilansir Speedweek, Selasa (28/5/2019). 

"Saya rasa ini juga kemajuan bagi Yamaha ketika tim satelit mereka tampil bagus dengan pembalap-pembalapnya. Kami juga tak boleh melupakan yang dipakai Fabio bukan seperti motor pabrikan," sambung Razali. 

2 dari 2 halaman

Performa Impresif

Setelah balapan Jerez, Vinales mengatakan performa impresif Morbidelli ikut membantu kemajuan Yamaha. Hal itu diamini Razali. 

"Saya rasa begitu. Jika kami lawan mereka di lintasan, mereka harus menemukan cara yang cerdik memanfaatkan kami untuk mengembangkan motor mereka," ujar Razali. 

"Mengara pembalap kami tampil bagus? Franco menggunakan motor yang sama (dengan Valentino Rossi dan Maverick Vinales) contohnya. Mengapa Fabio begitu bagus? Anda harus memahami itu," sambung Razali.Â