Sukses

5 Pelajaran yang Bisa Dipetik Usai Liverpool Juara Liga Champions

Jurgen Klopp jadi sosok yang paling berbahagia dengan kesuksesan Liverpool menjadi juara Liga Champions musim 2018-2019.

Jakarta Liverpool berhasil menjadi juara Liga Champions setelah mematahkan perlawanan Tottenham Hotspur di Wanda Metropolitano Stadium, Madrid, Minggu 2 Juni 2019 lalu.

Penutup musim yang manis bagi The Reds yang baru saja dilanda kekecewaan karena gagal jadi kampiun Liga Inggris.

Jurgen Klopp jadi sosok yang paling berbahagia dengan kesuksesan Liverpool menjadi juara Liga Champions musim 2018-2019. Ia mengakhiri kutukan selalu kalah di final sejak tahun 2014.

Gol kemenangan Liverpool atas Tottenham Hotspur dicetak Mohamed Salah lewat titik penalti pada menit kedua serta Divock Origi pada menit ke-87.

Total sepanjang karier kepelatihannya, ia tujuh kali meloloskan klubnya ke final, dan hanya sekali sukses merengkuh trofi, yakni di Piala Jerman 2012. Sisanya ia selalu gagal.

Yang paling menyakitkan tentu di ajang Liga Champions, dua kali pelatih asal Jerman ini tertunduk lesu.

Pada 2013 saat membesut Borussia Dortmund, Klopp harus mengakui keunggulan Bayern Munchen dengan skor 2-0. Musim lalu di Liverpool digasak Real Madrid 1-3.

Jurgen Klopp dua kali merana bersama Liverpool di pentas Eropa. Musim 2016, The Reds kalah 1-3 melawan Sevilla.

Akhir pekan ini Jurgen Klopp berhasil merubah keberuntungannya. Liverpool jadi juara Liga Champions. Persembahan Klopp jadi yang ke-6 setelah musim 1976–1977, 1977–1978, 1980–1981, 1983–1984, 2004–2005. Yang spesial ini jadi gelar pertama bagi sang mentor sejak mendarat tiga musim lalu di Anfield.

Kesimpulan apa saja yang bisa dipetik usai laga final Liga Champions antara Liverpool kontra Tottenham Hotspur?

 

2 dari 6 halaman

Blunder Strategi Pochettino

Sebelum pertandingan berlangsung, terdapat banyak diskusi mengenai apakah Mauricio Pochettino selaku manajer Tottenham Hotspur perlu menurunkan Harry Kane yang baru pulih dari cedera atau Lucas Moura yang berperan penting dalam perjalanan timnya sepanjang kompetisi Champions League.

Pochettino terkena pengaruh emosi ketika memilih untuk menurunkan Kane, yang sudah menjadi pemain andalannya dalam beberapa musim terakhir. Keputusan itu berakibat fatal, penyerang asal Inggris itu tidak dapat menunjukkan performa terbaiknya dan tidak dapat melewati hadangan dari Virgil van Dijk dan Joel Matip sepanjang berlangsungnya pertandingan.

3 dari 6 halaman

Banyak Pemain Spurs Bermain Antiklimaks

Selain Harry Kane yang tampil mengecewakan dalam pertandingan pertamanya sejak pulih dari cedera, pemain-pemain bintang lain dari Tottenham Hotspur juga menunjukkan performa yang tidak memuaskan meskipun mereka telah diandalkan sepanjang musim.

Christian Eriksen seringkali gagal memberikan umpan matang, Dele Alli melanjutkan performa buruk yang ditunjukkannya sepanjang musim, Kieran Trippier kembali menjadi pemain yang diincar karena dianggap menjadi titik lemah, dan Harry Winks yang juga baru pulih dari cedera seharusnya tidak diturunkan sejak awal pertandingan.

Hanya Heung Min-Son, Hugo Lloris, Jan Vertonghen, dan Danny Rose dari Spurs yang dapat dianggap telah menunjukkan performa terbaik mereka dalam pertandingan ini.

4 dari 6 halaman

Hal Kecil Jadi Penentu

Pertandingan-pertandingan besar umumnya ditentukan oleh detail-detail kecil yang memberikan keuntungan kepada tim yang meraih kemenangan yang dalam keadaan lain mungkin akan memberikan hasil yang berbeda. Hal yang sama kembali terjadi dalam pertandingan ini.

Mulai dari keputusan Sadio Mane untuk memberikan umpan silang kepada Moussa Sissoko yang sedang menunjuk arah untuk rekannya, penyelamatan penting yang terus dilakukan oleh Alisson Becker, sampai pergantian pemain yang memberikan dampak yang berbeda jauh untuk kedua tim.

Walau kemenangan Liverpool atas Tottenham Hotspur dapat dianggap sebagai sesuatu yang wajar, tetapi hasil ini juga membuktikan bahwa persiapan dan perencanaan yang matang dapat meningkatkan peluang kemenangan bagi sebuah tim secara signifikan.

5 dari 6 halaman

Liverpool Menang karena Menahan Nafsu

Liverpool mendapatkan keunggulan satu gol atas Tottenham Hotspur ketika laga baru memasuki waktu dua menit setelah bola mengenai tangan Moussa Sissoko dari umpan silang Sadio Mane, kejadian itu berlangsung ketika angka waktu di papan skor baru mencapai waktu 20 detik.

Mendapatkan keunggulan cepat dapat memberikan pengaruh yang tinggi bagi kondisi emosional tim yang meraihnya (tidak hanya bagi tim yang kebobolan) karena skema yang mereka rencanakan dapat mengalami perubahan dengan sangat cepat.

Tetapi para pemain The Reds dapat menjaga emosi mereka sepanjang pertandingan, dan mampu beradaptasi dengan skema permainan yang berbeda hingga mereka mendaptkan gol kedua dari proses serangan balik yang secara efektif memastikan mereka keluar sebagai juara.

6 dari 6 halaman

Jurgen Klopp dan Kebangkitan Liverpool

Kinerja Jurgen Klopp sebagai manajer Liverpool seringkali mendapatkan sorotan negatif akibat kegagalannya memberikan piala untuk tim yang mendatangkannya pada pertengahan musim 2015/16. Kini kutukan yang dimilikinya dan catatan buruknya dalam laga final sudah dipastikan berakhir.

Kemenangan yang didapatkan oleh Jordan Henderson dan rekan-rekannya dapat digunakan untuk meningkatkan potensi bagi tim yang bermarkas di Anfield itu untuk menjalani dominasi dalam jangka panjang apabila mereka merencanakan dan melakukan persiapan yang tepat.

Melihat keadaan saat ini, The Reds dapat dianggap sebagai tim unggulan dalam kompetisi yang mereka ikuti musim depan, tetapi kesalahan kecil yang dapat terjadi di tengah perjalanan itu dapat memberikan akibat yang fatal, dan mereka harus mempersiapkan diri mereka secara matang untuk menghindarinya. 

Sumber: Bola.com