Liputan6.com, Turin - Masih banyak pertanyaan terkait alasan Massimiliano Allegri hengkang dari Juventus pada akhir musim 2018-19. Mei lalu, juru taktik berusia 51 tahun itu mengaku dirinya dan klub sudah tidak bisa berjalan bersama lagi.
Keputusan untuk meninggalkan Allianz Stadium pun sampai didiskusikan secara serius oleh Allegri bersama sosok berpengaruh di Juventus, seperti Andrea Agnelli dan Pavel Nedved. "Kami saling mengungkapkan ide kami tentang apa yang terbaik untuk masa depan Juventus," ucapnya seperti dikutip dari Football Italia.
Advertisement
Baca Juga
"Setelahnya, klub mengevaluasi hal tersebut dan memutuskan bahwa pilihan terbaik adalah saya tidak menjadi pelatih Juventus musim depan."
Alasan tersebut dianggap masih kabur, sehingga publik pun mulai berspekulasi. Diyakini Allegri hengkang lantaran bermasalah dengan para penggemar yang terus mengkritisinya walaupun sudah mempersembahkan 11 gelar dalam lima tahun terakhir.
Kritikan yang paling keras datang usai Juventus disingkirkan Ajax Amsterdam di perempat final Liga Champions. Banyak yang merasa bahwa skema mantan pelatih AC Milan tersebut sudah usang dan mudah terbaca olawan.
Namun, ternyata fans bukanlah alasan utama Allegri memutuskan hengkang dari Juventus. Sang mentor Giovanni Galeone mengaku tahu penyebabnya setelah duduk satu meja bersama Allegri dan pelatih anyar AC Milan, Marco Giampaolo.
Â
Alasan Allegri Hengkang
Galeone berujar kepada Il Fatto Quotidiano bahwa Allegri merasa dikhianati Juventus, terutama sang presiden Andrea Agnelli. Tetapi, mantan pelatih Pescara itu tidak menjelaskan latar belakang kekecewaan Allegri.
"Allegri sangat kecewa dan merasa dikhianati oleh Juventus," tutur Galeone. "Dia merasa sangat dikecewakan sang presiden, Andrea Agnelli," sambungnya.
"Dia belum menyelesaikannya, tapi saya telah menyarankan dirinya untuk meninggalkan Juventus sejak bertahun-tahun lalu. Saya punya masalah dengan Juve sejak 1958. Mereka arogan, dan bertingkah seolah telah memiliki segalanya," lanjutnya.
Â
Â
Advertisement
Sangsi
Posisi Allegri di Juventus digantikan Maurizio Sarri, yang sebelumnya berhasil meraih trofi Liga Europa bersama Chelsea. Meski demikian, pencapaian itu tidak mengurangi rasa sangsi Galeone terhadapnya.
"Dia sedikit rusuh dan tidak punya persiapan dalam beberapa situasi tertentu. Saat saya membaca beberapa pernyataannya tahun lalu, saya mempertimbangkan apakah itu tepat [untuk dikatakan]," tandasnya.
Sumber: Bola.net
Saksikan video pilihan berikut ini: