Jakarta - Duel sengit penuh gengsi antara Persija Jakarta dan Persib Bandung sudah berlangsung puluhan tahun. Mulai dari era penjajahan Belanda, Perserikatan, Liga Indonesia, Indonesia Super League, dan kini berlabel Shopee Liga 1. Rivalitas Macan Kemayoran versus Maung Bandung semakin tajam saat memasuki era Liga Indonesia dan ISL.
Terutama setelah kelompok suporter yang mendukung Persija dan Persib terlibat bentrok di awal 2000-an. Hingga kini hubungan antara The Jakmania dengan bobotoh Viking Persib Club masih panas.
Advertisement
Baca Juga
Sejatinya Persib di era perserikatan memiliki rivalitas panas justru dengan PSMS Medan. Demikian pula dengan Persija, yang kerap kali terlibat perseteruan panas dengan Persebaya Surabaya.
Namun, di era kekinian situasi berubah. Laga Tim Macan Kemayoran kontra Maung Bandung yang selalu menyedot perhatian publik sepak bola nasional.
Uniknya, prestasi kedua tim tak terlalu istimewa di era Liga Indonesia dan ISL. Mereka kalah prestasi dibanding Persipura Jayapura, Persik Kediri, dan Persebaya Surabaya.
Pada pertengahan ini tepatnya Rabu (10/7/2017) bertempat di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Persija akan menjamu seteru abadinya, Persib pada laga pekan ke-8 Shopee Liga 1 2019.
Administrator kompetisi PT Liga Indonesia Baru, melarang kehadiran bobotoh untuk menyaksikan duel kedua tim. Mereka tidak ingin terjadi kericuhan di luar lapangan, mengingat The Jakmania bakal hadir dengan kekuatan penuh di markas klub kesayangan mereka.
Pastinya rivalitas panas antarsuporter membuat persaingan di area teknik jadi semakin seru. Para pemain Persija maupun Persib Bandung seakan terpacu ingin menunjukkan performa terbaiknya untuk memuaskan fans setia klub.
Mereka tak ingin jadi olok-olokan hanya karena bermain jelek di duel tensi tinggi sarat rivalitas ini. Begitupula sebaliknya.
Bola.com mencatat ada sejumlah pemain yang cukup spesial memanaskan persaingan terkini yang melibatkan Persija dan Persib. Siapa-siapa saja mereka? Akankah mereka jadi aktor utama yang memengaruhi hasil pertandingan pada medio pekan ini?
Bambang Pamungkas
Sosok Bambang Pamungkas tercatat sebagai pemain paling subur dalam sejarah duel Persib versus Persija sejak era Liga Indonesia. Bepe mencetak 9 gol.
Gol terakhir Bepe ke gawang Persib terjadi saat ISL 2010/2011, Bepe mencetak dua gol dan mengantarkan Macan Kemayoran menang 3-2 di Bandung. Bepe mengawali petualangannya di laga Persib vs Persija pada Liga Indonesia 1999-2000.
Hingga 2016 di era Liga 1 2017, Bepe sudah melakoni 25 laga Persib vs Persija, baik di Bandung maupun Jakarta.Â
Bepe seolah menjadi kartu truf sekaligus hoki buat Persija saat bersua Persib. Bila ia mencetak gol, Persija selalu menang.Â
Pada duel tahun ini, kualitas Bepe pada usia 37 tahun bakal diuji. Tentu ada beban tersendiri buat Bepe mengingat dia adalah pemain paling subur yang masih ada pada duel Persib vs Persija.Â
Catatan menarik lain dari Bepe adalah, dia salah satu penyerang asli Indonesia yang mampu bersaing dengan deretan striker asing pada era ISL. Sejak musim 2008/2009, Bepe menorehkan 74 gol bersama Persija dan Pelita Bandung Raya.
Ia masuk dalam daftar striker tersubur era ISL yang dihuni Boaz Solossa (111), Cristian Gonzales (107), Beto Goncalves (97), dan Greg Nwokolo (79).
Advertisement
Maman Abdurrahman
Duel Persib versus Persija pada pekan ke-7 Liga 1 201o kembali mengantarkan Maman Abdurrahman bereuni dengan Persib.
Lima musim sang stoper berseragam Persib. Maman cukup identik dengan Maung Bandung, karena sempat didapuk sebagai kapten Tim Maung Bandung.
Persib menjadi tempat Maman meraih puncak karier sebagai bek papan atas Indonesia, setelah sebelumnya menjadi andalan PSIS Semarang dan Persijatim Jakarta Timur.
Sama seperti Atep, Maman menghormati kedua tim. Persija dan Persib punya arti tersendiri dalam kariernya.Â
Yang menarik Maman saat di era keemasan kariernya sempat berujar tidak akan bermain buat Persija. Ia enggan merapat ke ibu kota bukan karena faktor Persib, tapi karena pernah merasa dipinggirkan saat membela Persijatim (sebelum berganti nama menjadi Sriwijaya FC).
Di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso alias Bang Yos, Persija menjadi anak emas di ibu kota. Tim-tim lain yang bermarkas di Jakarta tak pernah mendapat perhatian.
"Selalu ada motivasi berlipat saat kami bertanding melawan Persija. Ada rasa ingin membuktikan, dengan keuangan minimalis kami bisa mengalahkan tim kaya raya," kenang Maman.
Akan tetapi pada akhirnya pikiran Maman berubah. Ia pindah ke Persija pada musim 2016, setelah mengalami periode sulit cedera lutut parah. Maman yang jadi andalan Timnas Indonesia di Piala AFF 2010 dan Piala Asia 2007 itu sempat kesulitan mendapat klub.
"Hanya Persija yang percaya saya belum habis. Saya merasa utang budi ke tim ini," tutur bek tengah kelahiran 12 Mei 1982 tersebut.
Sebagai putra Betawi, Maman sukses mengantarkan Persija juara Liga 1 2018, pencapaian yang menempatkan dirinya dalam deretan legenda Tim Macan Kemayoran.
Â
Sahar Ginanjar
Persib jadi klub yang spesial bagi Shahar Ginanjar. Kiper asal Purwakarta tersebut namanya melejit di perhelatan sepak bola nasional saat membela Maung Bandung periode 2012-2015.
Apesnya, kiper kelahiran 4 November 1990 harus melupakan mimpinya berkarier panjang di Persib. Ia kalah bersaing dengan kiper senior, I Made Wirawan.
Selalu jadi pilihan kedua, Shahar pilih pindah ke Mitra Kukar. Ia kemudian sempat berkelana ke Barito Putera dan PSM Makassar. Secara tak terduga ia mendapat tawaran dari Persija musim lalu.
Persija butuh kiper pelapis mengingat Andritany Ardhiyasa kerap kali didera cedera dan dipanggil membela Timnas Indonesia dan U-23. Shahar pun sepanjang musim 2018 sering jadi pilihan utama di Tim Macan Kemayoran.
Pada Rabu (10/7/2019) sang penjaga gawang bakal bersua mantan klubnya Persib.
Menyambut laga ini, Shahar Ginanjar menyatakan kesiapannya menjaga gawang tim ibu kota dari kebobolan.
Ia mengaku siap tampil habis-habisan demi Persija yang kini jadi tim kebanggaannya. Shahar bakal jadi kiper utama karena Andritany dihantam cedera patah ruas tulang tangan di leg pertama semifinal Piala Indonesia melawan Borneo FC.
"Pertemuan melawan Persib bukan laga yang spesial, karena saya sudah keluar dari klub tersebut sejak tahun 2015," ujar Shahar.
"Saya akan bersikap profesional, akan mati-matian untuk tim yang saya bela," kata sang kiper.
Shahar sendiri tercatat pernah membela Persib Bandung pada tahun 2012-2015 dan tampil sebanyak 12 kali. Prestasi terbaiknya saat membela Persib Bandung adalah saat menjuarai Liga Super Indonesia tahun 2014.
Advertisement
Tony Sucipto
Keputusan Tony Sucipto meninggalkan Persib di musim 2019 ini mengejutkan banyak pihak. Bek sayap kiri berusia 33 tahun diprediksi bakal mengakhiri karier profesional di Tim Maung Bandung yang ia bela sejak 2014.
Tony, sejatinya pernah membela Persija sebelumnya pada musim 2010−2011. Kala itu ia mengikuti jejak mentornya di Sriwijaya FC, Rahmad Darmawan.
Pemain kelahiran Surabaya, 12 Februari 1986 itu didikan Persijatim Jakarta Timur, klub ibu kota yang terpinggirkan ke Palembang yang kemudian berganti nama menjadi Sriwijaya FC.
Bagi pemain Persijatim saat itu, pindah ke Persija hal yang tabu. Namun, Tony melawan anggapan tersebut.
Lantas bagaimana perasaan Tony yang akan menghadapi mantan klubnya Persib. "Rivalitas di besar-besarkan oleh media. Saat bertanding di lapangan tidak seperti itu, pertandingan melawan Persib sama seperti laga-laga lainnya," kata Tony.
Tony kini jadi kartu truf Persija. Ia yang awalnya diplot jadi pelapis Rezaldi Hehanusa yang mengalami cedera panjang, belakangan jadi salah satu pemain yang tak tergantikan. Saat Macan Kemayoran krisis gelandang, ia didorong ke tengah. Tony terlihat tak kesulitan menjalani peran sebagai jangkar.
Sumber: Bola.com