Jakarta - Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PBSI, Susy Susanti, tak memberikan target tinggi untuk tunggal putri di Indonesia Open 2019. Ggregoria Mariska Tunjung dan kawan-kawan hanya diminta memberi kejutan dengan mendepak pemain-pemain unggulan.
Dua pemain tunggal putri menjadi tumpuan harapan tuan rumah pada Indonesia Open 2019, yaitu Gregoria dan Fitriani. Gregoria bercokol di peringkat 13 dunia, sedangkan Fitriani menempati ranking ke-29.
Baca Juga
Advertisement
Susy mengatakan tunggal putri masih dalam proses perbaikan dan mustahil berlangsung instan. Alhasil, Susy mematok target realistis saja, apalagi Indonesia Open berstatus Level 1.000 yang akan diikuti pemain-pemain terbaik dunia.
"Target untuk tunggal putri yang penting bikin kejutan dulu, dengan mengalahkan pemain-pemain unggulan. Ranking tertinggi Gregoria di peringkat ke-13, kemudian Fitri. Mau tak mau mereka akan ketemu unggulan di awal. Jadi yang penting mengalahkan unggulan dulu," kata Susy pada wawancara di GOR Djarum, Jakarta, Sabtu (13/7/2019).
"Tugas kami sekarang adalah meningkatkan ranking-ranking pemain, sehingga otomatis prestasinya juga naik. Tunggal putri masih butuh proses, Meskipun Rionny Mainaky sudah kembali (jadi pelatih tunggal putri pelatnas), semuanya tidak mungkin instan karena harus mengubah semuanya," sambung Susy.
Pada babak pertama Indonesia Open 2019, Fitriani langsung bertemu unggulan kedua asal China, Chen Yufei. Gregoria mendapat rival yang lebih ringan, Pornpawee Chochuwong, dari Thailand.
Mencari Petarung
Susy mengatakan prestasi pera pemain tunggal putri mulai menunjukkan peningkatan, tapi belum stabil. Namun, Susy mengakui penampilan mereka belum stabil.
"Dulu tunggal putri minim prestasi, belakangan lumayan, mulai merayap dari bawah. Gregoria sudah juara level 100, fitri sudah juara juga level 300, tapi belum stabil," urai Susy.
"Kami harus terus berusaha mengubah pola pikir dan karakter mereka. Program tidak mungkin berjalan cepat, perlu adaptasi. Yang paling penting kami harus mengubah karakter pemain putri sehingga menjadi petarung," tegas legenda bulutangkis Indonesia itu.
Susy mengatakan Indonesia tak perlu segan meniru para pemain putri Jepang yang dikenal punya daya juang, semangat tinggi, dan pantang menyerah. "Kami mencoba mengubah secara pelan-pelan di tunggal putri," tegas Susy.
Sumber Bola.com
Advertisement