Sukses

Rahasia Adrian Mattheis Menang di ONE: Masters of Destiny

Atlet asal Ternate ini mengalahkan petarung muda asal Cina, Li Zhe, dalam laga divisi strawweight.

Liputan6.com, Jakarta Atlet bintang Indonesia Adrian “Papua Badboy” Mattheis berhasil meraih empat kemenangan berturut-turut setelah terakhir bertanding dalam ajang ONE: MASTERS OF DESTINY di Malaysia.

Atlet asal Ternate ini mengalahkan petarung muda asal Cina, Li Zhe, dalam laga divisi strawweight melalui penyelesaian TKO pada ronde kedua.

Di awal pertandingan, Adrian mencoba melancarkan rangkaian serangan besar, sembari tetap bersiaga menghindari balasan lawan yang berusia 19 tahun itu.

Li Zhe sempat berusaha menyeret Adrian ke dalam pertarungan bawah, tetapi “Papua Badboy” berhasil mengelak dari upaya takedown tersebut.

Adrian membalas dengan tendangan beruntun ke kedua kaki Li Zhe, selagi atlet yang mewakili Longyun MMA ini kembali berusaha melancarkan takedown berikutnya yang gagal.

Petarung jebolan ONE Heroes Series ini terus melancarkan berbagai teknik tingkat tinggi yang membuatnya meraih tiga kemenangan sebelumnya.

Tetapi, atlet yang tergabung dalam Tigershark Fighting Academy di Jakarta ini membalas dan berhasil menjatuhkan Li Zhe sebelum mencoba melancarkan kuncian guillotine choke sebelum ronde pertama berakhir.

Pada ronde kedua, Adrian meningkatkan tempo dan intensitas serangan dan berhasil menjatuhkan Li ke atas kanvas. Ia mengubah posisi tubuhnya dan berusaha melancarkan kuncian rear-naked choke.

Tetapi Li berhasil melepaskan diri dan Adrian pun harus merubah posisi. Ia mengambil tempat diatas tubuh lawannya, lalu melancarkan teknik ground and pound.

Perubahan teknik serangan ini membuahkan hasil baik bagi Adrian, saat beberapa pukulan beruntunnya masuk dengan telak.

Petarung yang sempat menghabiskan masa mudanya di Papua ini melanjutkan serangan sebelum wasit menghentikan pertandingan sebelum menit kedua di ronde ini.

 

2 dari 3 halaman

Hasil Memuaskan Bagi Adrian

Pertandingan di Axiata Arena ini, menurut Adrian, berjalan sesuai strategi dan rencana yang telah dipersiapkan dengan baik.

Bersama timnya, ia mempelajari lawan yang handal dalam disiplin Brazilian Jiu-Jitsu ini dan merancang beberapa teknik takedown defense, atau pertahanan, untuk menghadapinya.

“Saya hanya tahu bahwa lawan pernah menang di ONE Hero Series, tapi pertandingan di Kuala Lumpur adalah debutnya dalam laga ONE Championship,” sebut Adrian dalam rilis yang diterima Liputan6.com.

“Saya telah menonton pertandingan terbaru Li Zhe, yang membuat tim saya memodifikasi game plan untuk Malaysia.”

Atlet yang berdomisili di Jakarta itu juga menepati janjinya untuk menyelesaikan laga di ronde kedua. Ia memberikan pernyataan ini sebelum terbang ke Malaysia untuk mengikuti serangkaian tes dan persiapan sebelum pertandingan.

“Jika saya mampu, saya ingin menyelesaikan di ronde kedua. Karena ia adalah lawan baru, saya ingin mengamati apa yang ia lakukan di ronde pembuka, dan menggunakan waktu yang ada untuk menemukan celah serangan,” kata Adrian saat itu.

3 dari 3 halaman

Kemenangan ke-10

Ajang ONE: MASTERS OF DESTINY menjadi saksi kemenangan ke-10 dalam karier Adrian sebagai atlet seni beladiri campuran (MMA) professional.

Sejak bergabung bersama ONE Championship, kemenangan di Kuala Lumpur ini adalah kemenangan kesembilannya, dimana ia menjadi atlet Indonesia dengan catatan kemenangan terbanyak setelah “The Terminator” Sunoto.

Pertandingan melawan Li Zhe menjadi kemenangan keempatnya melalui penghentian pertandingan oleh wasit, atau stoppage, sekaligus menambah catatan penyelesaian terbanyak sebanyak delapan kali dalam divisinya.

Salah satu calon lawan paling potensial berikutnya bagi Adrian Mattheis adalah Jeremy “The Jaguar” Miado; striker asal Filipina yang telah menumbangkan beberapa nama besar seperti mantan Juara Dunia ONE Strawweight Dejdamrong Sor Amnuaysirichoke dan pegulat Cina Peng Xue Wen.