Liputan6.com, Kansas City - AC Milan bisa menjadi klub besar karena ada dinasti Maldini. Cesare Maldini menjadi generasi pertama yang mengawali kesuksesan bersama Rossoneri.
Cesare memperkuat AC Milan pada 1954 hingga 1966. Puncak kariernya tentu saja saat memenangkan final Liga Champions 1963 di Inggris. Itu merupakan gelar pertama Rossoneri di kancah Eropa.
Advertisement
Baca Juga
Setelah Cesare, anaknya, Paolo Maldini sukses besar bersama AC Milan. Rossoneri bersama Paolo Maldini sukses besar. Paolo Maldini yang mengawali karier di Milan sejak tahun 1984 atau masih berusia 16 tahun, mengantarkan Milan meraih 24 trofi.
Dia juga membantu Milan menjadi juara Eropa untuk ketujuhkalinya setelah menang 2-1 atas Liverpool pada musim 2006-2007. Setelah itu dia pensiun dari Milan dan kini nomor punggungnya selama di Milan: 3 dipensiunkan, hanya untuk sementara waktu.
Dinasti Maldini masih terus berlanjut. Pada 4 Oktober 2013, anak Paolo, Christian Maldini menjalani latihan bersama skuat utama AC Milan. Sayangnya, Christian tak bisa menembus skuat utama.
Berposisi sebagai bek tengah, sama seperti Paolo, Christian malah memperkuat tim yang tidak jelas. Sejak meninggalkan AC Milan pada 2016, pria yang kini memperkuat Reggiana, Pro Sesto, Fondi, Pro Piacenza, dan klubnya saat ini, Fano, klub amatir di Italia.
Â
Dinasti Maldini Belum Runtuh
Kendati Christian gagal, dinasti Maldini di AC Milan belum runtuh. Adiknya Christian, Daniel Maldini, 17 tahun, telah menunjukkan bakatnya saat tampil di International Champions Cup (ICC) 2019.
Berbeda dengan sang kakek, ayah, dan kakaknya yang berposisi sebagai pemain bertahan, Daniele bermain sebagai winger kiri. Di laga melawan FC Hollywood, Rabu (24/7/2019), Daniele bermain 58 menit, sebelum digantikan Patrick Cutrone.
Maldini junior bermain di belakang duet penyerang AC Milan, Krzysztof Piatek dan Samu Castillejo sebagai trequartista. Dia bermain cukup baik, sebagai pengatur serangan atau pemberi umpan.
Daniel Maldini bahkan nyaris mencetak gol ke gawang FC Hollywood. Sayang, tendangannya masih berada di atas mistar gawang lawan.
Â
Advertisement
Ingin Menjadi Legenda
Daniele sendiri tak mau nasibnya berakhir tragis seperti sang kakak. Remaja kelahiran Milan, Italia itu, ingin seperti ayah dan kakeknya, menjadi legenda AC Milan.
"Mimpi saya adalah mencapai tim senior suatu hari, seperti kakek dan ayah saya," kata Daniele, dikutip dari Sky Sport Italia.
Daniel Maldini mengaku selalu menerima bantuan dan saran dari ayahnya. Dia selalu mengatakan kepadanya untuk menjaga kakinya di tanah dan tetap rendah hati di dalam dan di luar lapangan.
"Posisi saya? Saya memainkan permainan menyerang, sebagai gelandang tengah atau pemain nomor 10 yang berpikir untuk mencetak gol," katanya.
"Kekuatan saya bermain dengan hanya beberapa sentuhan, set-piece dan melihat sesuatu sebelum yang lain," ucap pemain Timnas Italia U-18 itu.
Saksikan video pilihan berikut ini: