Liputan6.com, Jakarta Real Madrid menjalani pramusim yang sangat buruk. Meski sukses mengalahkan Fenerbahce, skuat asuhan Zinedine Zidane lemah dalam pertahanan dengan kebobolan 16 gol di empat pertandingan.
Baca Juga
Advertisement
Sebelum mengalahkan Fenerbahce, Kamis (1/8/2019) dini hari WIB, Real Madrid menderita tiga hasil negatif dan sekali imbang.
Pil paling pahit yang dirasakan Real Madrid adalah ketika dipermalukan rival satu kota Atletco. Mereka benar-benar tak berdaya menghadapi Diego Costa dan kawan-kawan sehingga kebobolan tujuh gol.
Berikut tiga alasan mengapa Real Madrid belum meyakinkan pada pramusim 2019/2020:
Kalah di Lini Tengah
Dalam lima tahun terakhir, lini tengah Real Madrid telah membedakan dirinya sebagai yang terbaik di planet ini. Casemiro, Luka Modric, dan Toni Kroos semuanya memainkan peran penting dalam membawa tiga trofi Liga Champions berturut-turut ke Bernabeu.
Namun, lini tengah terakhir Real Madrid yang tak bernoda telah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Situasi ini terlihat sangat mencolok selama pramusim, dan pertandingan melawan Totttenham menjadi contoh terakhir.
Meski Casemiro, yang telah absen usai masa istirahat panjang, kembali lagi, itu hanya akan meningkatkan nasib Real Madrid sangat kecil. Posisi Kroos mungkin bisa saja diganti Paul Pogba dalam beberapa hari mendatang.
Advertisement
Serangan Tidak Efektif
Serangan Real Madrid sejauh ini belum meyakinkan, termasuk saat menderita kekalahan terakhir dari Tottenham. Tekanan Karim Benzema atau Eden Hazard jarang menyulitkan Hugo Lloris atau Paul Gazzaniga, yang mengawal gawang Spurs.
Statistik mengungkapkan bahwa Real Madrid hanya memiliki 22 tembakan, dan faktanya mengerikan, karena hanya dua yang tepat sasaran.
Intinya, dalam 90 menit, penjaga gawang Tottenham hanya melakukan dua penyelamatan dan ini adalah hasil yang buruk dari tim yang menyombongkan jasa Hazard, Benzema, dan Vinicius Jr.
Musim lalu, Real Madrid sangat menderita karena mereka tidak mencetak gol. Dan, ini jadi alasan mereka merekrut Hazard dan Luka Jovic.
Keseimbangan Tim
Sepanjang sejarah, Real Madrid telah mencapai kesuksesan luar biasa tanpa kerja tim yang jelas. Mereka lebih fokus dengan permainan individualistik.
Hal itu kembali terlihat di laga versus Spurs. Saat Real Madrid berjuang untuk menunjukkan kohesi dan keseimbangan tim, Tottenham adalah tim yang sangat unggul. Mereka bisa menentukan tempo permainan, sehingga membuat Real Madrid harus mengikuti gaya mereka.
Secara keseluruhan, Tottenham adalah tim yang lebih baik daripada Real Madrid. Dan, hasil akhirnya adalah refleksi yang adil dari pertandingan (meskipun Spurs sebenarnya bisa mendapatkan lebih banyak gol).
Advertisement