Jakarta Memphis Depay gagal bersinar saat membela Manchester United (MU)Â pada 2015-2017. Pemain asal Belanda itu mengungkap alasannya.
Memphis Depay mengatakan jika keadaan mentalnya berbeda dengan sekarang. Saat itu dirinya masih berusia 21 tahun dan belum matang di MU. Selain itu, Depay juga menganggap intensitas permainan di Premier League juga berbeda dengan Ligue 1.
Advertisement
Baca Juga
"Ada perbedaan antara pertandingan di Prancis dan pertandingan di Inggris. Perbedaan utamanya adalah kecepatan bola. Sepak bola Inggris berjalan sangat cepat, menyerang dan bertahan dan menyerang serta bertahan lagi," ujar Memphis Depay seperti dilansir dari Sportskeeda, Sabtu (3/8/2019).
"Dalam pertandingan di Prancis yang Anda rasakan lebih banyak kontrol dan mencoba menemukan momen. Kami semua lebih santai memainkan bola satu sama lain."
"Buat saya, tidak tahu apakah kecepatan diperlukan sepanjang waktu seperti di sini karena bagi saya ini soal teknik. Namun Premier League adalah yang terberat di dunia," tutupnya.
Seperti diketahui, Memphis Depay pernah menjadi bagian MUÂ selama dua musim. Kala itu, Setan Merah memboyong Memphis Depay dari PSV Eindhoven dengan harga 25 juta pounds.
Â
Cemerlang di PSV dan Lyon
Bersama PSV Eindhoven, Memphis Depay bisa dibilang cukup cemerlang. Ia berhasil mengemas 39 gol dari 90 laga yang dijalani.
Namun, sejak berseragam Manchester United, Depay gagal tampil apik dan performanya justru menurun. Pemain kelahiran Moordrecht itu hanya mencetak dua gol dari 33 penampilan di semua kompetisi.
Setelah itu, pada 2017 Depay memilih pindah ke Olympique Lyon. Sejak membela klub asal Prancis itu Depay sudah mencatatkan 116 penampilan.
Dari 116 pertandingan yang ia mainkan, Depay sukses menyumbang 39 gol dan 41 assist untuk Olympique Lyon di semua ajang.
Kondisi tersebut membuat pemain berusia 25 tahun itu diberi kepercayaan untuk mengenakan jersey nomor 10 di Timnas Belanda.
Sumber:Â Sportskeeda
Advertisement