Liputan6.com, Jakarta Genderang keramaian Liga Inggris musim 2019-2020 bakal segera dimulai pada Sabtu (10/8/2019) dan Manchester City kembali dijagokan. Persaingan ketat Liga Inggris akan kembali menghampiri kita, pecinta sepak bola Eropa yang mendambakan ketatnya persaingan di sepak bola.
Liga Inggris termasuk liga yang paling menguntungkan di dunia. Penghasilan dari kompetisi yang diselenggarakan FA ini begitu menggiurkan. Klub-klub yang tampil di Liga Inggris begitu bersemangat meraih kemenangan.
Posisi terbaik di akhir musim sama saja dengan menambah dana yang dihasilkan. Hak siar menjadi kata kunci yang menarik klub-klub untuk tampil maksimal. Lalu dividen dari kompetisi yang dibagi-bagikan kepada klub di akhir musim juga menjadi sesuatu yang menarik bagi klub-klub.
Advertisement
Bahkan, klub yang degradasi dari Liga Inggris pun bisa meraih pendapatan yang tidak sedikit. Seperti dilansir Guardian, pada musim 2017-2018 saja, 20 klub di Liga Inggris menghasilkan 4,827 miliar pounds atau berkisar Rp 83 triliun. Gaji yang harus dibayarkan total berkisar 2,8 miliar pounds atau Rp 43 Triliun.
Besarnya nilai uang tersebut membuat sebuah klub tidak akan mudah meraih kemenangan di Liga Inggris. Tak peduli klub-klub besar seperti Arsenal, Manchester United, Manchester City, Liverpool, Chelsea dan Tottenham Hotspur.
Liga Inggris bisa menampilkan klub semenjana seperti Bournemouth sebagai kuda hitam, meski secara belanja pemain, mereka biasa-biasa saja. Singkat cerita, klub kecil, semenjana atau klub besar akan habis-habisan mengejar kemenangan di Inggris yang tentu ujung-ujungnya bernilai profit atau menguntungkan.
Manchester City sudah memperlihatkan ketangguhan mereka jelang bergulirnya Liga Inggris 2019-2020. Mereka berhasil merebut trofi Communitiy Shield yang jadi pembuka digelarnya Liga Inggris.
Manchester City kalahkan Liverpool, klub yang jadi rival terberat mereka musim lalu. Bagaimana tidak, City hanya juara dengan keunggulan 1 poin dari The Reds.Sesuatu yang sangat menyakitkan hati The Kop, suporter Liverpool.
Lalu seperti apa persaingan di Liga Inggris musim ini? Apakah Manchester City akan kembali menjadi juara? Atau City mendapatkan lawan yang lebih banyak lagi demi mempertahankan takhta di puncak klasemen Liga Inggris.
"Saya pikir tak hanya dua klub yang akan bersaing memperebutkan gelar juara Liga Inggris," ujar Manajer Manchester City, Josep Guardiola seperti dikutip situs resmi City.
"MU baru saja membeli Maguire. Bakal banyak pesaing musim ini."
Â
Â
Bukan Kutukan
Ada sebuah mitos di Liga Inggris yang menyebutkan pemenang trofi Community Shield bakal gagal menjadi juara di Liga Inggris. Dalam sejarahnya, kejadian seperti itu memang sempat terjadi.
Contohnya saat Manchester United jadi juara Community Shield pada 2016 atau Arsenal yang menjadi juara di 2017. Klub yang keluar sebagai juara ternyata bukan kedua klub tersebut pada tahun tersebut.
Namun mitos itu hanya sekadar mitos. Terbukti, City bisa memecahkan mitos itu saat menjadi juara Community Shield 2018. Toh, mereka juga yang akhirnya keluar sebagai juara di Liga Inggris.
Nah apakah itu bakal mereka lakukan lagi musim ini? Manchester City juga ingin menciptakan sejarah bagi klub berkostum biru muda ini.
The Citizens ingin menjadi salah satu klub yang pertama sejak 2006 yang bisa menjadi juara Liga Inggris tiga kali beruntun. Pada 2006, Manchester United yang mampu melakukan three peat.
Kevin de Bruyne menjadi salah satu pemain City yang bersemangat kejar prestasi tersebut. Dia pun ogah mengecilkan arti Community Shield. Menurut dia, meski hanya laga pembuka musim, tapi dia merasa istimewa main di laga seperti ini.
"Saya tahu orang-orang kerap menertawakan ini, tapi ini trofi. Tim yang tampil di sini hanya yang bisa memenangkan liga dan Piala FA," katanya.
"Tak banyak tim yang bisa mendapatkan keistimewaan main di laga seperti ini."
Advertisement
Ambisi Guardiola
Secara mengejutkan, Manchester City tetap memprioritaskan Liga Inggris di musim ini. Meski belum pernah juara Liga Champions, manajer City Josep "Pep" Guardiola tetap inginkan juara Liga Inggris sebagai target utama.
Mempertahankan gelar Premier League jelas masuk daftar itu. Namun, Guardiola juga ingin membawa Manchester City meraih dua gelar lain di kompetisi domestik, alias mencatatkan treble pada akhir musim nanti.
The Citizen meraih treble pada musim 2018-2019 dengan memenangi Premier League, Piala FA, dan Piala EFL (Piala Liga).Demi menggapai itu, Guardiola, secara tak langsung bahkan berani menepikan Liga Champions.
"Liga Champions itu turnamen penting dan sulit dimenangi," kata Guardiola, dikutip dari The Guardian.
"Tapi, itu tujuh pertandingan (di fase gugur). Saya tak ingin pergi ke kasino dan mempertaruhkan semua yang saya miliki di kantong demi tujuh pertandingan. Saya tak mau," ucapnya.
Manajer yang membawa Manchester City memenangi lima gelar domestik dalam dua musim terakhir itu kini lebih memprioritaskan kejayaan domestik.Itulah mengapa, ia mengklaim, dia akan mengorbankan Liga Champions untuk kali pertama sejak 2011, khususnya demi mengamankan hattrick gelar Premier League.
Â