Jakarta - Manchester United mengawali Liga Inggris dengan optimisme tinggi. Setan Merah mengawali Premier League dengan menghajar klub elite Chelsea dengan skor 4-0 di Old Trafford.
Kemenangan telak yang tak terduga, jika berkaca pada performa Manchester United musim lalu yang terlihat labil berujung kegagalan berada di zona big four.
Manchester United cukup sibuk di bursa transfer ini. Hanya saja melihat profil pemain-pemain rekrutan mereka, rasanya sulit bagi mereka untuk bisa bersaing di perburuan gelar juara Premier League. Tapi keraguan itu terpatahkan akhir pekan lalu.
Advertisement
Sukses Ed Woodward menggaet Harry Maguire dan Aaron Wan-Bissaka senilai total 130 juta pounds jadi kunci.
United pun dinilai tak rugi-rugi amat melego Romelu Lukaku ke Inter Milan. Ole Gunnar Solskjaer amat percaya diri dengan skuat yang ia miliki.
Melihat komposisi pemain yang dimiliki Manchester United, Solskjaer punya alternatif skema permainan. Simak detailnya
4-1-2-1-2: Menekan Tim Lemah
4-1-2-1-2 adalah formasi yang berfokus pada penetrasi melalui tengah. Ini mendorong tim untuk menyerang secara terpusat dengan tujuan memberi tekanan pada pertahanan lawan.
Solskjaer bisa menggunakan sistem ini ketika menghadapi tim semenjana yang cenderung menggunakan blok pertahanan rendah.
Dengan formasi ini, United akan mengadopsi garis pertahanan tinggi, untuk kemudian mendorong seluruh pemain lebih tinggi ke atas.
Untuk sistem ini, Anda membutuhkan pemain dengan kontrol jarak dekat yang bagus untuk bermain di ruang sempit. United memiliki banyak pemain seperti itu.
Marcus Rashford dan Anthony Martial diplot sebagai duo penyerang, dengan Jesse Lingard di belakang mereka, akan menghasilkan kecepatan, determinasi, dan permainan yang rumit.
Entah gelandang tengah kiri atau kanan akan ditugaskan untuk membuat orang ketiga berlari ke dalam kotak, sementara yang lain bisa duduk manis untuk mendikte penguasaan bola dari dalam.
Scott McTominay punya peran penting dalam strategi ini, dia menjadi gelandang tengah yang selalu bergerak tiada henti, sementara Paul Pogba akan ditugaskan untuk mengendalikan permainan dengan semua orang di depannya.
Sistem ini adalah sistem yang sangat menyerang yang akan membawa United kembali ke hari-hari di mana mereka tanpa henti dan tidak memberi tim lawan waktu untuk berpikir.
Advertisement
3-5-2: Pertahanan yang Lebih Rapat
Musim lalu, Manchester United kebobolan 54 gol. Mereka hanya mampu menjaga 7 clean sheet sepanjang musim, dan itu pencapaian yang buruk terutama ketika Anda memiliki pemain seperti David de Gea sebagai kiper.
Formasi ini akan menawarkan perlindungan yang cukup bagi kiper asal Spanyol itu.
Skema 3-5-2 akan menghadirkan Manchester United sebagai tim yang jauh lebih sulit untuk ditembus, terutama saat mereka bermain di kandang lawan. Tentu saja, tim seperti United seharusnya tidak perlu bermain bertahan melawan tim mana pun, tetapi statistik pertahanan mereka musim lalu mengharuskan sebuah perubahan di poros belakang.
Formasi 3-5-2 memiliki potensi untuk kembali menjadi 5-3-2 saat menguasai bola dan 3-4-3 saat menggeber serangan. Bergantung pada situasinya, formasi ini memungkinkan pemain untuk mengatur tempo saat pertandingan, memungkinkan full-back dan salah satu gelandang tengah untuk menyesuaikan posisi saat dibutuhkan.
4-3-3: Serangan Balik Cepat
Selama delapan bulan menjadi manajer Manchester United, Solskjaer menegaskan bahwa ia lebih menyukai gaya permainan serangan balik.
Solskjaer lebih memilih timnya untuk duduk dengan kompak, siap menerkam setiap operan jarak jauh yang diarahkan ke depan.
Dengan mengandalkan personel saat ini, formasi 4-3-3 cocok untuk Manchester United.
Solskjaer menggunakan formasi ini untuk pertandingan perdana musim ini saat melawan Chelsea. Formasi ini menawarkan dukungan defensif Paul Pogba di tengah, sehingga memungkinkan dia untuk lebih fokus pada fase transisi.
Dalam serangan, Anthony Martial dan Marcus Rashford terus-menerus bertukar peran mereka, bergiliran bermain melalui tengah. Sementara itu, Jesse Lingard melayang di antara garis, mencari celah ruang ruang kosong di belakang Jorginho.
Diterapkan dalam gaya ini, 4-3-3 menawarkan soliditas pertahanan di tengah dan kelebihan dalam hal kecepatan di dua sisi sayap.
Sumber: Sportskeeda
Advertisement