Jakarta - Timnas Indonesia mulai mengajak pemain asing untuk naturalisasi demi meningkatkan daya saing. Kebijakan ini mulai diterapkan pada 2010.
Pola merubah kewarganegaraan seorang pemain agar bisa dimaksimalkan untuk membela Tim Merah-Putih mulai diretas PSSI di era kepengurusan Nurdin Halid jelang Piala AFF 2010. Cristian Gonzales jadi pemain pertama yang memiliki paspor Garuda. Sebelumnya ia berkewarganegaraan Uruguay.
Advertisement
Semenjak El Loco, keran naturalisasi terbuka lebar. Misi mulia yang diusung pun bergeser. Sanking banyaknya pemain yang dinatiralisasi, banyak di antara mereka tak bisa ditampung ke timnas.
Entah sudah pemain asing yang berganti kewarganegaraan, namun tak terpakai di Timnas Indonesia. Tiga di antaranya ialah Jhonny van Beukering, Tonnie Cussel, dan Ruben Wuarbanaran.
Setelah dinaturalisasi pada medio 2010-an, batang hidung ketiganya lenyap bak ditelan bumi. Timnas Indonesia pun tak dapat keuntungan dari pergantian warga negara Van Beukering, Cussel, dan Wuarbanaran.
Kini, era pemain naturalisasi mulai bangkit. Sepeninggal Luis Milla Aspas, Simon McMenemy sebagai pengambil alih tonggak kepelatihan Timnas Indonesia banyak memanggil pemain naturalisasi ke dalam skuatnya.
Terkini, enam dari 24 pemain Timnas Indonesia yang dipanggil McMenemy untuk pemusatan latihan (training centre) menyambut putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 berlabel naturalisasi. Nama Irfan Bachdim tak dicantumkan lantaran sang pemain telah memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) ketika usianya menginjak 18 tahun.
Otavio Dutra
Otavio Dutra belum diambil sumpah WNI oleh Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham), namun telah dipanggil beberapa kali oleh McMenemy.
Arsitek asal Skotlandia itu naksir berat dengan keahlian Dutra sebagai bek tengah. Buktinya, meski telah berusia 35 tahun, kemampuannya masih diakui oleh McMenemy.
Selain Dutra, McMenemy juga memasukkan Hansamu Yama, Yanto Basna, dan Victor Igbonefo di posisi bek tengah Timnas Indonesia.
Sudah hampir delapan tahun melanglang buana di Tanah Air, Dutra pernah dua kali menjadi juara Liga Indonesia bersama Persipura Jayapura (2013) dan Bhayangkara FC (2017). Wajar, McMenemy begitu tertarik dengan kapasitasnya.
Bersama Persebaya di Shopee Liga 1 2019, Dutra adalah pilihan pertama. Namun, timnya tengah dilanda krisis. Tim berjulukan Bajul Ijo itu hanya meraih satu kemenangan dalam delapan laga terakhir.
Di lini belakang, Dutra dapat dipasangkan dengan Igbonefo dan Yanto Basna. Agak riskan memainkannya bareng Hansamu Yama mengingat keduanya sedang dalam sorotan di Persebaya.
Advertisement
Victor Igbonefo
Pemain naturalisasi kedua yang dipanggil McMenemy ke Timnas Indonesia adalah Victor Igbonefo. Bek berusia 33 tahun itu kini memperkuat PTT Rayong di TL1 atau kasta teratas Liga Thailand.
Meski tak lagi muda, McMenemy masih membutuhkan kapasitas dan pengalaman Igbonefo di lini belakang Timnas Indonesia. Bersama PTT Rayong, eks Persib Bandung itu hanya absen dua kali di TL1 musim ini.
Stefano Lilipaly
Peran Stefano Lilipaly begitu besar untuk Bali United dan Timnas Indonesia. Gelandang kelahiran Belanda itu dapat menjadi pengumpan matang, juga sebagai pemecah kebuntuan.
Sebagai gelandang serang, permainan Lilipaly amat liar. Ia tak hanya terpaku di tengah, juga terkadang bermain melebar mengajak lari bek sayap lawan.
Kehadiran Lilipaly akan mempermudah tugas Evan Dimas Darmono dalam membangun serangan, juga fungsi Andik Vermansah dan Irfan Jaya sebagai penusuk dari sektor sayap.
Dengan Bali United di Liga 1 2019, Lilipaly bersumbangsih atas tiga gol dan empat assists.
Advertisement
Greg Nwokolo
Banyak yang menilai Greg Nwokolo sudah habis seiring bertambahnya usia dan terpaan cedera. Namun, McMenemy punya pandangan lain.
Meski Greg tak bermain dalam empat laga Madura United di Liga 1 2019, McMenemy tetap membutuhkannya di Timnas Indonesia. Penyerang sayap berdarah Nigeria ini andal dalam memainkan dua posisi, winger dan striker.
McMenemy dapat menaruh Greg sebagai penyerang sayap kiri atau pun striker tengah. Keahliannya dalam mengolah si kulit bundar akan menjadi keuntungan bagi Timnas Indonesia.
Greg yang bermain sebagai gelandang sayap kiri di Madura United, baru membukukan dua gol dan empat assists di Liga 1 2019.
Alberto Goncalves
Pemain asing yang perannya akan paling kentara di Timnas Indonesia adalah Alberto Goncalves. Berperan sebagai bomber, pemain Madura United masih tajam kendati usianya bakal memasuki kepala empat.
Kini, bomber berusia 38 tahun itu adalah striker tetap Timnas Indonesia. Ketika dipercaya tampil pun, Beto, karibnya disapa, selalu bermain maksimal.
Teraktual, Beto menyumbang empat gol dari enam gol Timnas Indonesia ke gawang Vanuatu pada uji coba terakhir, 15 Juni 2019.
Di Madura United pun, Beto sangat tajam. Sempat diperkirakan akan menjadi pelapis Aleksandar Rakic, top scorer Liga 1 musim lalu, eks Persijap Jepara ini malah menjadi pemain tersubur tim dengan torehan tujuh gol.
Advertisement
Osas Saha
Siapa pemain naturalisasi paling hot dan namanya sering berseliweran dalam beberapa pekan belakangan? Tak lain dan tak bukan, figur tersebut bernama Osas Saha.
Osas menjelma menjadi mesin gol Tira Persikabo di Liga 1 2019. Lima gol dan empat assists sudah dibuatnya dari 12 pertandingan.
Sebagai ganjaran penampilan sensasionalnya, McMenemy menghadiahkannya satu tempat di Timnas Indonesia. Panggilan ini merupakan yang pertama bagi Osas setelah dinaturalisasi pada 2018 lalu.
Sumber: Bola.com