Basel- Indonesia masih mendominasi perolehan medali emas di nomor ganda putra Kejuaraan Dunia Bulutangkis. Total 10 medali berhasil diraih.
Medali emas ke-10 Indonesia dipersembahkan oleh Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, yang memenangi Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019 di Basel, Swiss.Â
Baca Juga
Piala AFF 2024: Trio Bek Timnas Indonesia Jadi Kunci saat Lawan Filipina di Manahan
Pertandingan Terakhir di Grup B di Piala AFF 2024, Ketenangan dan Kesabaran Jadi Kunci Timnas Indonesia untuk Kalahkan Timnas Filipina
Pemilik JDT bertemu dengan Presiden FIFA, Jelaskan proyek Timnas Malaysia dan Dapat Dukungan dari Berbagai Aspek
Bertanding pada final yang digelar Minggu (25/8/2019), Ahsan/Hendra menundukkan pasangan Jepang, Takuro Hoki/Yugo Kobayashi, lewat pertarungan tiga gim dengan skor 25-23, 9-21, dan 21-15.
Advertisement
Indonesia menjadi negara pengoleksi gelar nomor ganda putra terbanyak sepanjang sejarah Kejuaraan Dunia Bulutangkis yang dimulai pada tahun 1977 di Malmo, Swedia.Â
China berada di posisi kedua dengan delapan gelar, disusul Korea Selatan dengan empat gelar, kemudian Demark dua gelar, dan Amerika Serikat satu gelar.
Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan menjadi pasangan ganda putra tersukses yang meraih gelar tiga kali, yakni pada 2013, 2015, dan 2017. Menariknya, mereka selalu meraih juara ketika tampil dalam turnamen.
Selain Ahsan/Hendra, siapa lagi pasangan ganda putra Indonesia yang meraih medali emas pada Kejuaraan Dunia Bulutangkis? Simak rangkuman Bola.com berikut ini.
1977-1997
Dalam dua dekade sejak Kejuaraan Dunia Bulutangkis digelar, Indonesia mengumpulkan lima gelar dari ganda putra. Pada edisi pertama di Swedia, pasangan Tjun Tjun/Johan Wahyudi menjadi juara setelah mengalahkan sesama Indonesia, Ade Chandra/Christian Hadinata, 15-6 dan 15-4.
Pada edisi berikutnya tahun 1980 di Jakarta, giliran Ade Chandra/Christian Hadinata yang meraih trofi. Mereka memenangi duel final atas pasangan Jepang Masao Tsuchida/Yoshitaka Iino dengan skor 15-6 dan 15-2.
Christian Hadinata menjadi pemain tersukses dalam turnamen ini. Selain menang di nomor ganda putra, ia juga meraih gelar di nomor ganda campuran bersama Imelda Wiguna.
Advertisement
1993-1997
Beranjak ke era 1990-an. Dalam satu dekade ini, Indonesia mengoleksi tiga gelar dari ganda putra. Indonesia cukup lama puasa gelar setelah terakhir kali meraih pada 1980.
Pada Kejuaraan Dunia 1993 di Birmingham, Ricky Subagja/Rudy Gunawan meraih juara setelah mengalahkan pasangan Malaysia Soo Beng Kiang/Cheah Soon Kit, 15-11 dan 15-3.
Edisi berikutnya tahun 1995 di Laussane, Swiss, Rexy Mainaky/Ricky Subagja menang atas pasangan Denmark, Jon Holst-Christensen/Thomas Lund di Lausanne, Denmark.
Tahun 1997 di Glasgow, Skotlandia, giliran Candra Wijaya/Sigit Budiarto yang menjadi juara dunia setelah mengalahkan pasangan Malaysia, Yap Kim Hock/Cheah Soon Kit, 8-15, 18-17, dan 15-7.
2001-2019
Indonesia masih terus mendominasi di nomor ganda putra Kejuaraan Dunia Bulutangkis, memasuki era milenium.
Tony Gunawan/Halim Haryanto membuka keran gelar bagi Indonesia pada edisi 2001 yang digelar di Sevilla, Spanyol. Mereka mengalahkan ganda Korsel, Ha Tae-kwon/Kim Dong-moon 15-0, 15-13.
Pada turnamen tahun 2005, Tony hijrah ke Amerika Serikat dan meraih gelar bersama Howard Bach. Pada final, Tony menyingkirkan eks pasangannya yang sukses meraih medali emas Olimpiade 2000 Sydney, Candra Wijaya. Pada kejuaraan dunia, Candra berpasangan dengan Sigit Budiarto.
Hendra Setiawan menunjukkan tajinya mulai edisi 2007 yang digelar di Kuala Lumpur. Pada Kejuaraan Dunia 2007 itu, ia meraih juara bersama Markis Kido. Pasangan ini kemudian meraih medali emas Olimpiade 2008 Beijing.
Hendra kemudian berpasangan dengan Mohammad Ahsan dan mempersembahkan gelar pada 2013 yang digelar di Jakarta. Mereka kembali meraih gelar pada 2015 di Guangzhou, China.
Tahun ini, pasangan berjulukan The Daddies ini menggenapi tiga gelar setelah menang di Basel, Swiss.
Sumber Bola.com
Advertisement