Liputan6.com, Jakarta - Kami semua saling mengucap selamat ulang tahun, memanjatkan syukur, bergandengan tangan pertanda kebersamaan...
Lewat untaian doa yang dipandu Redaktur Pelaksana Kanal Showbiz Liputan6.com, Telni Rusmitantri, kami bermunajat, bermohon kepada Yang Kuasa agar situs tercinta ini terus berjaya dan selalu mendapat tempat di hati pembaca, Aamiin....
Siang itu, Senin (27/8/2019), kami seluruh awak Liputan6.com memang secara khusus meluangkan waktu bersama. Mengenakan seragam kebanggaan, kami berkumpul di lantai 5 Gedung KapanLagi Youniverse (KLY) di Gondangdia, Cikini, Jakarta, memperingati hari jadi yang ke-19 Liputan6.com, tanggal 24 Agustus.
Advertisement
Baca Juga
Karena ini hari spesial, kami pun memperlakukannya dengan spesial, meski sederhana.
Di ruangan yang juga menjadi markas alias Newsroom itu, kami mendengarkan wejangan-wejangan dari pimpinan, pengalaman dari senior, serta masukan dari rekan termuda kami, Camelia dari kanal Citizen6.
"Teman-teman selama ini sudah sering mengalami pengalaman yang seru-seru di tahun-tahun kemarin, jadi jangan putus asa, tetap semangat. Digital adalah masa depan kita," ujar Pemimpin Redaksi Liputan6.com, Irna Gustiawati, sambil mengepalkan tangan.
Â
Usai Mbak Irna memberikan sambutan, host debutan Teddy Tri Setio, dari kanal Global dan Devira Prastiwi (News) memanggil dua wartawan yang paling lama mengabdi di Liputan6.com, Aribowo Suprayogi dan Anri Syaiful. Mereka didaulat untuk sedikit bercerita tentang sejarah situs tercinta ini.
"Saya menjadi saksi saat Liputan6.com pertama kali diluncurkan.....," suara Anri Syaiful bergetar, matanya menerawang.
Dia lalu bercerita betapa para founding fathers kami bekerja begitu keras, bersiasat, memutar otak, membangun rencana untuk mendirikan situs tercinta ini. "Waktu itu, pada awal-awal, rapatnya dilakukan di daerah Cikajang, Blok M, Jakarta," ujar Anri, yang juga dikenal sebagai kolektor kaset.
Anri juga bercerita, bahwa sejak awal didirikan, Liputan6.com sudah concern dengan semua yang berkaitan dengan digital. Termasuk soal video, streaming, hingga sinergi dengan SCTV, sister company kami. "Kita dari dulu sudah terdepan," ujar Anri, bangga.
Wenseslaus Manggut, Direktur Content KLY, punya cerita lebih seru lagi. Kak Wens, yang sudah begitu banyak makan asam garam di dunia jurnalistik, mengaku telah lama punya ikatan kuat dengan Liputan6.com, meski dulu masih berbendera media lain.
Â
Kak Wens bercerita, saat masih turun ke lapangan, dan meliput sengketa Pulau Sipadan-Ligitan antara Indonesia dan Malaysia, pada 2002, dia pernah jadi narasumber bagi Liputan6.com.
Ceritanya, saat itu, Kak Wens jadi salah satu dari sedikit wartawan Indonesia yang bisa menjejakkan kaki di pulau yang jadi sengketa itu, yang dikuasai pihak Malaysia. Dia pun mendapat banyak masalah. Bahkan, Kak Wens akhirnya diusir Polisi Diraja Malaysia dari Pulau Sipadan.
Kisah tentang Kak Wens ini dituangkan dalam berita berjudul Nasib Sipadan-Ligitan Diputuskan Sore Ini. Berita ini tayang tanggal 18 Desember 2002 pukul 00.00 WIB, dan hingga kini masih bisa diakses. "Artikel itu saya print dan saya bingkai di rumah," ujar Kak Wens, mengenang.
Â
Usai bernostalgia, mendengarkan cerita-cerita masa lalu, tibalah saatnya ramah-tamah alias makan-makan. Istimewanya, kali ini, semua hidangan yang tersedia adalah swadaya karyawan alias potluck. Masing-masing dari kami membawa makanan dari rumah untuk digabung dan dinikmati bersama-sama.
Jadi, sejak awal naik ke lantai lima, masing-masing kami sudah membawa piring dan sendok. Kebayang dong, betapa rusuhnya, saat kawan-kawan menyerbu pantry berebut piring dan sendok.
Reporter kanal Bola, Cakrayuri Nuralam, sampai frustrasi lantaran tak kebagian piring. Untung, panitia potluck: Dea (kanal Health), Luqman (News), Tanti (Global), Yulee (Citizen) menyediakan piring dadakan. Cakra pun bisa tersenyum.
Ya, memang, tidak semuanya secara khusus membawa makanan dari rumah. Ada juga yang membeli makanan jadi, atau sekadar memesannya dari layanan pengiriman online. Ya, terserah, bebaslah, namanya juga potluck.
Maka itu, makanannya pun macam-macam. Mulai nasi kuning, tumpeng, pempek, martabak, pizza, hingga ketan, dan sayur asam, semua tersaji di meja panjang lantai lima. Minumannya pun beraneka ragam. Mulai dari yang bersoda, hingga kopi-kopi kekinian, semua ada!
Alhamdulillah, kami juga mendapat kiriman hidangan dan tumpeng dari beberapa relasi.
Â
Bisa ditebak, saat makan-makan inilah yang paling rusuh. Maklum, timing-nya bertepatan dengan jam makan siang sih.
Tak pelak, sesaat setelah Kak Wens, memberikan potongan tumpeng kepada Pak Ari, pesta sesungguhnya pun dimulai. Tapi, justru, lagi-lagi di sinilah nikmatnya kebersamaan itu....
O ya, sebelum makan-makan, host Teddy-Delvira, sempat memainkan kuis berhadiah. Aditya Eka Prawira, editor kanal Health, Aya (Sekred), dan Edu Krisnadefa (Redpel Kanal Bola) yang beruntung jadi pemenang.
"Lagu apa yang kerap dinyanyikan Mbak Telni saat membawakan acara Podcast Zodiak Liputan6.com?" begitu salah satu pertanyaan dari Delvira.
Edu pun dengan tangkas menjawab, "Ramalan Bintang (Bintangku, Bintangmu)!"
Secara otomatis, seolah sudah instingnya, Mbak Telni pun langsung melantunkan suara merdunya menyanyikan lagu karangan Nosita yang dipopulerkan Heidy Diana di pertengahan tahun 1980-an itu.
"Sya la la la..... mana bintangmu...."
"Sya la la la.... ini bintangku...."
"........."
Kawan-kawan yang lain pun tak mau kalah. Serentak, kami membuat "musik" menggunakan piring dan sendok di tangan, seolah-olah mengingiri alunan suara Mbak Telni.
"Setop, setop..., ini kok tempo sama nadanya enggak beraturan, sih. Enggak banget, deh," Mbak Telni protes. Ha-ha-ha.
Selamat Ulang Tahun Liputan6.com!!
Â