Sukses

4 Kelakuan Minus Suporter yang Merugikan Timnas Indonesia

Duel Timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9/2019) pada laga pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022 diwarnai kericuhan suporter.

Liputan6.com, Jakarta - Duel Timnas Indonesia vs Malaysia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Kamis (5/9/2019) pada laga pertama Kualifikasi Piala Dunia 2022 diwarnai kericuhan suporter. Bahkan, duel ini sempat terhenti pada menit ke-72.

Penyebabnya, ada oknum suporter Timnas Indonesia masuk ke lapangan karena ingin melancarkan serangan kepada pendukung Malaysia yang datang ke SUGBK.

Beruntung, petugas keamanan sigap untuk mengamankan okunum tersebut. Namun, dari tribun atas ada oknum suporter Indonesia lainnya melemparkan bom asap ke tribun pendukung Malaysia. Akibatnya, salah satu suporter tamu pingsan dan langsung dibawa petugas medis.

Kerusuhan terus berlanjut usai pertandingan, suporter Timnas Indonesia yang kecewa setelah kalah 2-3 dari Malaysia melakukan protes di VIP Barat SUGBK. Oknum suporter Timnas Indonesia yang kecewa itu dibubarkan paksa oleh pihak kepolisian.

Kejadian tersebut membuat Indonesia terancam sanksi dari FIFA. Mengingat, pertandingan ini masuk dalam agenda internasional dan pasti dipantau otoritas sepakbola dunia tersebut.

Kelakukan suporter Timnas Indonesia ini terkadang memang kelewat batas setiap kali bertemu Malaysia. Alhasil, Skuat Garuda sendiri yang menanggung sanksi dari FIFA lantaran sikap buruk suporternya sendiri.

Berikut empat kelakuan minus oknum suporter Timnas Indonesia.

 

2 dari 5 halaman

Lempar Botol vs Arab Saudi

Pada 23 Maret 2013, Timnas Indonesia menjamu Arab Saudi di SUGBK dalam laga internasional, Piala Asia. Dalam pertandingan ini, oknum suporter Timnas Indonesia melempar botol air mineral ke tribun penonton Arab Saudi yang berada di sisi barat.

Akibat kerushan tersebut, PSSI mendapat denda yang sangat berat dari FIFA, yakni 15 ribu dolar Amerika Serikat atau setara dengan Rp 271 juta. Serta tambahan 5.000 dollar Amerika Serikat atau Rp 72 juta untuk pelanggaran berulang yang dilakukan dalam empat laga. Jika ditotal denda yang dikenakan ke PSSI sejumlah Rp 434 juta.

 

3 dari 5 halaman

Pesta Berlebihan Berujung Kematian Suporter

September 2017, Timnas Indonesia menggelar laga uji coba melawan Fiji di Stadion Patriot, Bekasi, Jawa Barat. Pertandingan itu berakhir imbang tanpa gol.

Duel ini memakan korban jiwa. Seeorang suporter Timnas Indonesia, Catur Juliantono, yang posisinya berada di belakang gawang, harus meninggal dunia akibat terkena petasan.

Petasan yang mengenai Catur berasal dari arah tribune selatan, tepatnya dari belakang gawang. Di tribune timur tempat Catur menyaksikan pertandingan, dikatakan Erna juga ditemukan pipa roket flare.

Kerugian tak dirasakan oleh keluarga Catur, tapi para pemain Timnas Indonesia juga kecewa dengan ulah suporternya sendiri.

 

4 dari 5 halaman

Laser di Final Piala AFF 2010

Pada final Piala AFF 2010, Timnas Indonesia menghadapi Malaysia diwarnai dengan penggunaan laser olh suporter selama pertandingan. Awalnya, suporter Malaysia menggunakan laser terlebih dahulu pada leg pertama.

Namun pada leg kedua, suporter Timnas Indonesia pun sempat beberapa kali melakukan tindakan balasan menggunakan laser. Padahal waktu itu PSSI dan Kemenpora sudah menghimbau agar para pendukung timnas garuda untuk tidak melakukan hal yang sama.

Alhasil baik Timnas Indonesia maupun Malaysia, sama-sama mendapatkan teguran atas hal ini. Tak sampai di situ, Timnas Indonesia mengulanginya pada tahun 2016 dalam laga melawan Thailand. Alhasil PSSI pun harus membayar denda sebesar 67 juta akibat ulah pendukung yang tidak bertanggung jawab.

 

5 dari 5 halaman

Sanksi Ganda di Piala AFF 2016

AFC memberikan sanksi kepada PSSI senesar 20 ribu dolar Amerika Serikat terkait karena ulah suporter Timnas Indonesia di leg pertama semifinal Piala AFF Suzuki 2016 melawan Vietnam. Di laga ini, suporter menyalakan flare atau kembang api.

FIFA atau AFC memang sudah melarang flare maupun petasan selama digelarnya pertandingan resmi internasional. PSSI serta pihak penyelenggara sendiri sudah melarang namun sepertinya oknum suporter distadion Pakansari, Cibinong tetap menyalakan flare saat Timnas bertanding dan hukuman denda pun otomatis dijatuhkan komdis AFC.

Sanki untuk PSSI bertambag setelah di partai final leg pertama, suporter Timnas Indonesia juga menyalakan flare kala melawan Thailand di Stadion Pakansari. Di laga ini, AFC menjatuhkan denda sebesar 45 ribu dolar Amerika Serikat.

Sakasikan video pilihan berikut ini: