Liputan6.com, London - Manajer legendaris Arsenal, Arsene Wenger, mengungkapkan bahwa menjadi pelatih di klub sekelas The Gunners tidak mudah. Ia harus sabar menerima badai kritik selama puluhan tahun bekerja di London Utara.
Wenger tiba di Arsenal pada 1996. Selama 22 tahun melatih The Gunners, Wenger sukses memenangkan tiga gelar Liga Inggris. Ia juga membawa Meriam London memenangi tujuh Piala FA.
Baca Juga
Meski prestasinya cukup bagus, namun Wenger tak pernah berhenti dikritik, terutama di akhir masa kerjanya. Ia terus mendapat 'serangan' mulai dari fans hingga mantan pemainnya sendiri.
Advertisement
Pada akhirnya, Wenger memilih mundur di 2018. Sejak itu, hidupnya jadi lebih tenang dan ia belum berniat kembali ke bangku pelatih lagi.
Wenger mengatakan, kritikan yang terus ia terima mulai dari masalah transfer atau apapun, membuat ia tak bisa fokus dalam melatih di Arsenal.
Â
Â
Komentar Wenger
"Pada akhirnya, rasa frustrasi saya adalah saya tidak punya cukup waktu untuk berpikir tentang sepak bola. Mungkin karena saya berada dalam bentuk model manajemen di mana saya memiliki begitu banyak hal yang harus dilakukan, tetapi saya perlahan, jika saya berpikir kembali hari ini, saya diserang dari awal menjabat sampai akhir," kata Wenger kepada beIN SPORTS.
"Saya pada dasarnya diserang oleh tuntutan yang menghentikan saya untuk berkonsentrasi pada apa yang merupakan bagian terpenting dari pekerjaan saya," Wenger menambahkan.
Advertisement
Sibuk Jadi Pundit
Wenger sendiri kini sibuk jadi pundit di televisi. Ia kerap memberikan analisanya pada laga-laga bigmatch di Liga Inggris.
Saksikan video pilihan di bawah ini: