Jakarta - Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) di tingkat daerah, pasang badan menghadapi polemik antara Djarum Foundation dengan lembaga Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).
Djarum Foundation yang menghentikan audisi PB Djarum mulai tahun 2020. Keputusan itu diambil lantaran polemik dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) soal eksploitasi anak.
Baca Juga
Piala AFF 2024: Trio Bek Timnas Indonesia Jadi Kunci saat Lawan Filipina di Manahan
Pertandingan Terakhir di Grup B di Piala AFF 2024, Ketenangan dan Kesabaran Jadi Kunci Timnas Indonesia untuk Kalahkan Timnas Filipina
Pemilik JDT bertemu dengan Presiden FIFA, Jelaskan proyek Timnas Malaysia dan Dapat Dukungan dari Berbagai Aspek
Lembaga itu mendesak Djarum Foundation menghentikan kegiatan audisi bulutangkis tersebut. Kondisi ini mengundang reaksi dari dari beberapa pengurus PBSI di daerah di Jawa Tengah.
Advertisement
Terutama begitu besarnya peran PB Djarum yang punya peran menyokong terselenggaranya kejuaraan-kejuaraan di daerah. Tanpa sokongan tersebut, bibit-bibit baru atlet bulu tangkis nasional dikhawatirkan akan terhenti.
Ketua PBSI Kota Solo, Susanto, menilai KPAI tidak melihat permasalahan secara komprehensif. Ia tidak sepakat jika audisi Djarum dianggap terdapat unsur eksploitasi. Program yang dilakukan Djarum juga diakuinya tidak dapat diselenggarakan oleh pemerintah.
"KPAI seharusnya melihat kepentingan yang lebih besar. Selama ini bulu tangkis selalu mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia. Kemudian juga harusnya berterima kasih PB Djarum sudah melahirkan banyak atlet besar," ungkap Susanto, Senin (9/9/2019).
"Jika tidak ada yang melakukan, pembinaan pasti ikut tersendat. Pembinaan usia dini sangat penting untuk regenerasi atlet. Saya harap Menpora bisa menyelesaikan masalah ini dan Audisi Djarum tetap ada," katanya.
Dukungan
Hal senada juga disampaikan oleh Ketua PBSI Kabupaten Sukoharjo, Agus Sumantri, yang menilai audisi yang dilakukan oleh Djarum merupakan komitmen pembinaan. Ia memberikan contoh bahwa PBSI Sukoharjo hanya mendapat kucuran dana Rp7,5 juta setahun dari APBD Sukoharjo.
"Maka dari itu, tidak mungkin pembinaan hanya dilakukan oleh pemerintah saja. Kemampuan pemerintah juga terbatas. Seharusnya ya berterima kasih kepada pihak ketiga seperti Djarum ini," beber Agus Sumantri.
Karesidenan Surakarta menjadi satu diantara daerah langganan PB Djarum dalam menjaring atlet melalui audisi. Selama bertahun-tahun, Solo ditunjuk meramaikan kampanye audisi, meski dalam dua tahun terakhir venue dipindah ke Kabupaten Karanganyar.Â
Ditulis oleh Vincentius Atmaja/Wiwig Prayugi, published 10-9-2019
Disadur dari Bola.com
Advertisement