Sukses

Simon McMenemy Minta Pemain Timnas Indonesia Kurangi Aktivitas di Medsos

Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, percaya aktivitas di media sosial dapat memengaruhi mentalitas para pemain di lapangan.

Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia, Simon McMenemy, meminta Andritany Ardhiyasa dan kawan-kawan mengurangi porsi beraktivitas di media sosial (medsos). Menurut Simon, memantau dan berkegiatan di linimasa akan berdampak negatif selaras dengan situasi yang berkembang.

Setelah takluk 2-3 dari Malaysia pada partai pertama Grup G putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 Zona Asia, 5 September, kritikan, cacian hingga hinaan mampir di akun-akun medsos pemain Timnas Indonesia, jajaran pelatih sampai akun ofisial PSSI.

"Itu bukan peraturan baru (pembatasan penggunaan medsos). Di sesi privat bersama, sudah dibahas dengan pemain," ujar McMenemy kepada wartawan.

"Di media sosial, semua orang punya opinj. Gary Neville (eks bek Manchester United), sudah pernah bilang ini. Di Twitter dan Instagram, semua orang bisa bicara apa saja. Bisa bicara kasar soal keluarga kamu."

"Tetapi kalau bertemu secara langsung, bisa berbeda. Mereka malah minta foto bareng dan mengucapkan hal-hal secara ramah," kata McMenemy.

Untuk itu, Simon meminta pemain fokus pada pertandingan dan melupakan media sosial untuk sementara waktu.

Apalagi, Timnas Indonesia bakal meladeni lawan tangguh, yakni Thailand pada partai kedua Grup G di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Selasa (10/9/2019) malam.

2 dari 2 halaman

Pemain Terluka

Simon McMenemy memahami kekecewaan suporter buntut kekalahan menyakitkan dari Malaysia. Akan tetapi, pelatih asal Skotlandia itu menyebut hati para pemainnya lebih terluka.

"Suporter marah soal hasil Malaysia. Tapi tak ada yang lebih marah daripada pemain. Mereka sudah berikan terbaik tapi kalah," tutur McMenemy.

"Mereka terluka, Saya juga, saya bahkan tak bisa tidur. Tak ada hal lain selain move on. Mengubah komentar negatif jadi kekuatan positif," imbuhnya.

Disadur dari Bola.com (Muhammad Adyaksa/Wiwig Prayugi, published 10-9-2019)