Jakarta - Gelandang Chelsea Ross Barkley yakin kegagalan mengeksekusi penalti tidak akan memengaruhi kondisi psikologisnya di masa depan.
Barkley mengambil penalti ketika Chelsea menjalani laga Liga Champions menghadapi Valencia. Namun, kegagalan menjalankan tugas membuatnya jadi kambing hitam. Pasalnya Chelsea tumbang 0-1.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Sebelum mengeksekusi tendangan penalti, Barkley sempat berdiskusi dengan Jorginho dan Willian. Dua pemain tersebut juga merupakan eksekutor penalti andalan Chelsea. Pada akhirnya, Barkley yang maju sebagai eksekutor.
Advertisement
"Kami tidak rebutan tendangan penalti. Jorginho dan Willian memberikan saya semangat untuk menendang," ujar Barkley.
"Mereka adalah penendang penalti untuk Chelsea. Namun, kami saling mendukung. Saya merasa percaya diri sebelum tendangan tersebut."
"Saya pernah gagal melakukan tendangan penalti. Ini bukan kali pertama, sewaktu di Everton, saya sering gagal penalti."
"Hal itu lumrah terjadi di sepak bola. Sayangnya kami kalah dan saya menjadi sorotan," ungkap Barkley.
Ross Barkley bermain sebagai pemain pengganti pada laga Chelsea melawan Valencia. Ia baru masuk menggantikan Mateo Kovacic pada menit ke-80.
Tergusur Mason Mount
Ross Barkley sempat diprediksi menjadi suksesor Frank Lampard di skuat Chelsea setelah didatangkan dari Everton. Namun, performanya tak konsisten sehingga ia kesulitan untuk tampil reguler.
Pada musim 2019-20, kehadiran Frank Lampard menghasilkan perubahan di skuat Chelsea. Lampard lebih memilih memainkan Mason Mount di lini tengah.
Hal itu semakin membuat Barkley kesulitan di Chelsea. Barkley harus bersaing dengan Mason Mount, Ruben Loftus-Cheek, dan Mateo Kovacic di lini tengah Chelsea.
Â
Sumber: Metro
Disadur dari: Bola.com (Penulis: Aditya Wicaksono/Editor: Aning Jati, published 19/9/2019)
Advertisement