Sukses

4 Manajer Premier League yang Bisa Kehilangan Pekerjaannya

Premier League terkenal ketat. Berikut ini beberapa nama yang bisa saja terdepak dari kursi manajer di pentas Premier League.

Manchester - Menjadi Manajer sepak bola bukan pekerjaan mudah, apalagi di Premier League. Tak sekadar belanja pemain atau menunjukkan permainan menawan, hasil akhir pertandingan tetap menjadi bahan 'audit' dengan porsi penilaian tertinggi.

Walhasil, pekerjaan sebagai manajer di lingkup Premier League memberi kesan 'hidup - mati' yang tak pasti. Terkadang, sematan bergengsi tersebut bisa berlangsung lama. Namun, tak jarang lepas dari tangan akibat performa yang tak kunjung menawan.

Oleh karena itu, para manajer selalu berlomba memberi kreasi berbeda setiap pekan agar menghasilkan poin kemenangan atau setidaknya satu angka. Empat pekan awal telah dilalui 20 klub.

Nma Javi Garcia menjadi pelatih pertama yang dipecat setelah tidak mampu membawa Watford bersaing. Pelatih asal Spanyol tersebut menjadikan Watford sebagai klub satu-satunya yang belum meraih tiga angka sepanjang musim ini.

Berikut ini beberapa nama yang memiliki kans menyusul nasib Javi Garcia, yakni terdepak dari Premier League karena rapor merah:

2 dari 5 halaman

Dean Smith (Aston Villa)

Dean Smith merupakan wajah baru di Premier League. Ia menjadi pahlawan Aston Villa ketika membawa klub asal Birmingham tersebut kembali ke kasta tertinggi sepak bola Inggris setelah tiga tahun terakhir.Manajer Aston Villa tersebut telah menghabiskan 130 juta dolar AS untuk mendatangkan 12 pemain baru pada bursa transfer musim panas ini. The Villans mengeluarkan banyak uang, dan terbanyak dibanding tim promosi lain.

Pemilik klub mengharapkan hasil yang cukup baik pada musim ini setelah menggelontorkan dana cash. Aston Villa hanya memenangkan satu pertandingan di Premier League sejauh ini.

Aston Villa meraih hasil tersebut ketika bersua Everton pada pekan ketiga. Saat ini, tim asal kota Birmingham berada di posisi ke-18. Artinya, hal itu bukan merupakan tempat yang tepat bagi klub yang berbelanja banyak pemain.

 

3 dari 5 halaman

Nuno Espirito Santo (Wolverhampton Wanderers)

Nuno Espirito Santo datang ke Wolves dari Porto pada 2017-2018. Ia mendapat tugas membantu klub yang bermarkas di Stadion Moleniux tersebut kembali promosi ke Premier League.

Manajer asal Portugal tersebut berhasil membawa Wolves kembali ke Premier League setelah enam tahun absen. Semusim setelahnya, Espirito Santo mampu membawa Wolves bermain di Liga Eropa.

Pada awal musim ini, eks manajer Porto tersebut belum menunjukkan performa yang menjanjikan seperti musim lalu. Wolves berada satu strip di atas Aston Villa. Sepanjang empat pekan awal Premier League, Wolves belum pernah meraih kemenangan.

Satu di antara penyebab penurunan performa Wolves adalah harus mengawali Liga Europa dari babak kedua Kualifikasi. Perjalanan Wolves di Eropa terbilang sangat mengesankan.

Wolves unggul agregat 6-1 atas Crusaders, 8-0 atas Pyunik, dan 5-3 atas Torino. Sekarang Wolves sudah mencapai fase grup Liga Europa. Pada fase grup, Wolves tergabung dalam grup K bersama Braga, Besiktas dan Slovan Bratislava.

 

4 dari 5 halaman

Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United)

Ole Gunnar Solskjaer memulai musim bareng Manchester United dengan tidak meyakinkan. Setelah menang telak 4-0 atas Chelsea, Setan Merah malah kedodoran pada tiga laga selanjutnya.

The Red Devils ditahan imbang Wolves dan Southampton serta mengalami kekalahan saat berhadapan dengan Crystal Palace. Banyak aspek yang harus Solskjaer benahi jika tidak ingin menanggalkan status manajer Manchester United.

Manchester United memilih masalah besar di area pertahanan dan minim kreasi area tengah. Hal itu membuat Ole Gunnar Solskjaer harus segera mencari solusi.Kehilangan poin saat melawan tim kecil menjadi sisi yang tak boleh tersentuh. Apalagi Setan Merah tidak akan menghadapi laga-laga berat selain melawan Arsenal pada bulan ini.

 

5 dari 5 halaman

Frank Lampard (Chelsea)

Pada bursa transfer musim panas ini, Chelsea tidak dapat mendatangkan pemain karena sanksi transfer yang harus mereka terima. Keterbatasan dalam mendatangkan pemain baru membuat Frank Lampard hanya menggunakan pemain ala kadarnya.

Mengawali musim, Chelsea terpaksa harus bertekuk lutut dari Manchester United dengan skor 0-4. Hasil tersebut bukan harapan Lampard guna memulai petualangan baru bersama The Blues.

Setelah kalah dari Setan Merah, Chelsea harus merelakan trofi Piala Super Eropa ke tangan Liverpool. Lalu, mereka menelan dua kekalahan beruntun, Chelsea mendapatkan poin perdana di Premier League kala menjamu Leicester City.

Pada pekan ketiga Premier League, Lampard meraih tiga poin saat tandang ke markas Norwich City. Chelsea unggul 3-2 pada laga tersebut. Kemenangan tersebut tidak berlanjut kala Chelsea bermain imbang 2-2 versus Sheffield United.

Tak ayal, banyak pihak yang menyangsikan kekuatan Lampard dalam mengarungi musim ini bersama Chelsea. Satu yang pasti, Lamps harus segera memberikan kemenangan secara konsisten jika tak ingin terdepak. (Bola.com/Tegar Juel)

Sumber: Squawka, Whoscored

Disadur dari Bola.com (Nurfahmi Budiarto / Nurfahmi Budiarto)