Liputan6.com, Suzuka - FIA, otoritas Formula 1 (F1) melakukan investigasi pada balapan yang berlangsung di Sirkuit Suzuka, Jepang, Minggu (13/10/2019). Pasalnya, balapan berakhir satu lap lebih cepat.
Sejatinya, F1 GP Jepang berlangsung sebanyak 53 lap, tapi pada lap ke-52 balapan sudah selesai. Balapan itu dimenangkan oleh pembalap Mercedes, Valtteri Bottas.
Berbeda dengan Bottas, ada banyak pembalap yang dirugikan. Sergio Perez dari tim Racing Point yang mengalami kecelakaan di awal lap ke-53 dinyatakan finis peringkat sembilan karena kesalahan teknis tersebut.
Advertisement
Sementara pebalap Renault Nico Hulkenberg yang diuntungkan insiden itu finis di peringkat sembilan di lap terakhir. Namun pada akhirnya turun ke peringkat 10 sesuai posisi terakhirnya di lap ke-52.
Pebalap Racing Point lainnya, Lance Stroll melintasi garis finis di peringkat 10 di lap ke-53. Namun, dia harus turun ke peringkat ke-11 dan gagal mendapatkan poin.
"Dari apa yang kita lihat ini adalah kesalahan sistem," kata direktur balapan F1 Michael Masi seperti dikutip Reuters.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Bendera Finis Digital Lebih Cepat
Bendera finis digital diperlihatkan di monitor utama sirkuit yang menandakan akhir balapan. Namun para pebalap diperintahkan untuk terus membalap satu putaran berikutnya hingga bendera sebenarnya dikibarkan di akhir lap ke-53.
Berdasarkan peraturan baru, bendera finis digital diperlihatkan sebelum bendera finis sebenarnya untuk menandakan akhir balapan. Namun Sebastian Vettel dan Charles Leclerc mengaku jika sinyal bendera finis itu tak muncul di monitor kemudi mobil mereka.
Michael Masi belum bisa memutuskan apakah kesalahan itu terkait dengan sistem yang disambung ulang menyusul Topan Hagibis yang melanda Jepang akhir pekan ini.
"Saya tak ingin berspekulasi," kata Masi yang melanjutkan peran mendiang Charlie Whiting sebagai direktur lomba pada Maret itu.
Formula 1 sebelumnya juga pernah mengalami kesalahan dalam pengibaran bendera finis. Model Winnie Harlow mengibarkan bendera lebih awal di GP Kanada tahun lalu yang memicu penerapan aturan bendera digital.
Advertisement