Jakarta - Stefano Cugurra Teco memberi segudang prestasi kepada Persija Jakarta. Hanya dua tahun memimpin, pelatih asal Brasil itu mampu mengembalikan marwah tim ibu kota, dan yang paling penting meraih gelar juara Liga Indonesia.
Prestasi Persija Jakarta naik turun setelah menjuarai Liga Indonesia 2001. Kadang bagus, kadang jelek. Beberapa kali bercokol di papan atas, tak jarang juga berkutat di papan tengah dan bawah.
Baca Juga
Erick Thohir Beruntung Pemain Diaspora Yakin pada Proyek untuk Lolos ke Piala Dunia dan Olimpiade
3 Calon Pelatih Asal Belanda yang Bisa Gantikan Pep Guardiola di Manchester City, Siapa Saja Mereka?
Wawancara Reuters kepada Erick Thohir: Timnas Indonesia perlu berada di 9 besar Asia untuk Lolos ke Piala Dunia 2026
Kemudian, Teco datang pada akhir 2016 dengan harapan standar mengingat riwayatnya sebagai pelatih tak begitu harum. Sempat diminta untuk mundur di pertengahan Liga 1 2017, yang dijawabnya dengan keberhasilan Persija menembus papan atas.
Advertisement
Bahkan pada 2018, Teco membawa Persija meraih gelar juara Piala Presiden 2018 dan menutupnya dengan gelar juara Liga 1 2018.Â
Setelah Teco memilih hijrah ke Bali United pada musim 2019, Persija Jakarta kembali ke masa suram. Kali ini, internal tim berjulukan Macan Kemayoran itu telah berbenah. Persija sehat secara finansial. Tak tersiar kabar gaji pemain tertahan. Namun, penampilan Marko Simic dan kawan-kawan menurun drastis.
Padahal, Persija Jakarta berstatus juara bertahan Liga 1 plus dua trofi lainnya yang terpampang di lemari gelar; Piala Presiden 2018 dan Boost Sportsfix Super Cup 2018. Tiga trofi di atas direngkuh pada musim kedua Teco bersama Persija Jakarta.
Seiring dengan pindahnya Teco ke Bali United dan terjadinya restrukturisasi manajemen Persija Jakarta, performa Macan Kemayoran sempat menawan di Kualifikasi Liga Champions Asia. Ketika itu, Macan Kemayoran mampu melaju hingga putaran kedua babak kualifikasi dan merepotkan wakil Australia, Newcastle Jets, sebelum kalah 1-3 melalui perpanjangan waktu.
Saat itu, Ivan Kolev menjadi pengganti Teco di Persija Jakarta setelah ditetapkan oleh manajemen lama di bawah kendali Gede Widiade.
Kolev Dicap Gagal di Awal Musim
Baru juga Shopee Liga 1 2019 berjalan beberapa pekan, Kolev telah dicap gagal. Arsitek asal Bulgaria itu mundur per Juni 2019. Macan Kemayoran tidak mampu berbicara banyak di Piala Presiden dan Piala AFC 2019 selama ditangani Kolev.
Jika berpatokan dari hasil di Liga 1 2019, Kolev berhenti setelah Persija Jakarta hanya meraih satu poin dari tiga pertandingan awal.
Sebagai pengganti Kolev, manajemen mengangkat Julio Banuelos, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia berdarah Spanyol. Sama seperti Kolev, Banuelos juga terpaksa angkat koper lebih cepat setelah rentetan hasil buruk Macan Kemayoran.
Banuelos dipecat pada September 2019 dan manajemen menunjuk Edson Tavares sebagai pelatih anyar Persija Jakarta.
Pada partai debutnya melawan tim juru kunci, Semen Padang, Rabu (16/10/2019), Tavares memulai debut dengan pahit. Persija Jakarta kalah 1-2 dan terkurung di zona degradasi.
Advertisement
Teco Juru Selamat Persija?
Ketika mantan timnya terseok-seok di papan bawah, Teco malah masih menikmati masa-masa kejayaannya di papan atas. Pelatih berusia 44 tahun itu berpeluang untuk back to back meraih trofi Liga 1 meski kali ini bersama Bali United.
Superioritas Bali United pada musim ini membuat Teco berkesempatan untuk mencicipi lagi manisnya gelar juara. Bali United kini nyaman di puncak klasemen dengan 48 poin dari 20 pertandingan.
Tim berjulukan Serdadu Tridatu itu unggul 10 poin dari pesaing terdekatnya, Madura United, yang mencatatkan dua laga lebih banyak.
Pengganti Teco silih berganti datang ke Persija Jakarta. Namun, Macan Kemayoran tetap begitu-gitu saja. Sejumlah pihak menilai tim ibu kota terancam turun kasta. Mungkinkah hanya Teco yang dapat menjadi juru selamat Persija Jakarta sesungguhnya?
Disadur dari Bola.com (Muhammad Adiyaksa / Benediktus Gerendo Pradigdo)