Sukses

Manajer Timnas Indonesia: Posisi Simon McMenemy Terancam

Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, menegaskan saat ini timnya membutuhkan sosok baru yang bisa membangkitkan semangat pemain.

Jakarta - Masa depan Simon McMenemy di Timnas Indonesia mulai teriunkap. Manajer Timnas Indonesia, Sumardji, menilai timnya membutuhkan wajah baru untuk bisa bangkit dari keterpurukan.

Simon McMenemy menjadi sasaran tembak kekecewaan seluruh masyarakat Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia. Hal itu terjadi karena Simon gagal memberikan satu kemenangan pun untuk Timnas Indonesia dalam empat laga yang dimainkan.

Timnas Indonesia dibuat tak berdaya dan harus menelan empat kekalahan beruntun. Situasi itulah yang membuat nasib Simon berada di ujung tanduk.

"Harus jujur saya sampaikan, harus ada wajah baru, aura baru, dan semangat baru di dalam tim ini. Harus ada wajah baru dalam tim ini yang bisa membawa untuk segera bangkit. Yang pasti pelatihlah," kata Sumardji.

"Posisinya secara psikologis sudah tertekan semuanya. Menurut saya, harus segera dan jangan ditunda-tunda lagi kalau ingin bangkit," ujar pria berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) itu.

Sumardji menambahkan, jika terpilih sosok baru, seluruh masyakrat Indonesia harus bersabar. Penyebabnya adalah untuk membangkitkan tim dari keterpurukan tak semudah membalikkan telapak tangan. Apalagi jarak dengan laga selanjutnya yang sudah mepet.

"Yang harus diingat juga jika ada wajah baru tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Saya berharap harus segera ada solusi yang terbaik," imbuhnya.

Timnas Indonesiasaat ini berada di dasar klasemen sementara Grup G putaran kedua Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia dengan nol poin. Pada laga selanjutnya, Pasukan Garuda akan menantang Malaysia di Stadion Bukit Jalil pada 19 November 2019.

2 dari 2 halaman

Dukung Win Win Solution

Perihal nasib Simon McMenemy jika pada akhirnya dipecat dari pelatih Timnas Indonesia, Sumardji meminta federasi untuk bersikap profesional. Hal itu berarti, federasi harus membayar kompensasi dari kontrak yang tersisa dan cara ini harus diselesaikan dengan win win solution.

"Harus menghargai kontrak. Sekarang tergantung federasi untuk bisa membicarakan itu dengan win win solution," ujar Sumardji.