Yogyakarta - Peristiwa memalukan terjadi di kompetisi Liga 2 2019. Kerusuhan penonton mewarnai PSIM Yogyakarta vs Persis Solo dalam laga bertajuk Derbi Mataram di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, Senin (21/10/2019).
Derbi Mataram yang menjadi pamungkas penyisihan Grup Timur Liga 2 2019 ini berakhir dengan kerusuhan masa penonton, yakni pendukung PSIM, setelah laga berakhir dengan kemenangan 3-2 yang diraih tim tamu Persis Solo.
Baca Juga
Piala AFF 2024: Trio Bek Timnas Indonesia Jadi Kunci saat Lawan Filipina di Manahan
Pertandingan Terakhir di Grup B di Piala AFF 2024, Ketenangan dan Kesabaran Jadi Kunci Timnas Indonesia untuk Kalahkan Timnas Filipina
Pemilik JDT bertemu dengan Presiden FIFA, Jelaskan proyek Timnas Malaysia dan Dapat Dukungan dari Berbagai Aspek
Penonton sudah membabi buta meski sebenarnya laga belum berakhir. Injury time yang diberikan wasit sebenarnya lima menit, tapi baru berjalan dua menit langsung seketika berubah menjadi ajang bentrokan.
Advertisement
Berawal dari pemain Persis, Shulton Fajar, melakukan provokasi setelah melakukan pelanggaran dan mengulur waktu. Kemudian terjadi ketegangan antara pemain Persis dengan pemain PSIM.
Momen itu membuat suporter melampiaskan amarahnya dengan lemparan benda ke dalam lapangan terutama ke arah bench pemain Persis Solo. Para pemain Persis berhamburan menyelamatkan diri masuk ke ruang ganti. Penjaga gawang Persis, Sendry Johansyah, menjadi pemain yang pertama kali masuk ke ruang ganti pemain.
Sendry berlari sambil berteriak minta tolong ke aparat keamanan karena dikejar-kejar. Sementara di tengah lapangan para pemain juga ikut berhamburan untuk masuk ke dalam ruang ganti.
Situasi mencekam seketika di Stadion Mandala Krida. Satu per satu penonton wanita dan anak kecil bertumbangan terkena gas air mata. Mereka di bawa ke ruang media agar lebih kondusif.
Termasuk Kapolresta Yogyakarta, Kombes Pol Armaini, yang tampak penuh emosional ikut masuk ke ruang media. Kepanikan para penonton terkena gas air mata semakin bertambah, termasuk anak dan istri Cristian Gonzales yang ikut ke ruang media.
"Ini berawal setelah laga selesai sejumlah suporter PSIM kecewa karena pertandingan dimenangkan oleh Persis Solo. Sebagian dari suporter melakukan tindakan anarkis dengan menyerang proses evakuasi pemain Persis Solo yang dikawal oleh aparat," terang Kombes Pol Armaini.
"Diadang dan diserang oleh suporter, dan bersyukur tim Persis Solo sudah selamat untuk keluar meninggalkan Stadion," kata Kapolresta Yogyakarta itu usai Derbi Mataram berakhir.
Laga Berlangsung Panas
Derbi Mataram ini sebenarnya sudah tidak menentukan lagi bagi PSIM maupun Persis untuk melanjutkan perjalanan ke babak delapan besar. Penyebabnya, sesaat menjelang kick-off, Martapura FC mengalahkan tuan rumah PSBS Biak dengan skor tipis 1-0, dan memastikan satu tempat dari Grup Timur menemani Persik Kediri, Mitra Kukar, dan Persewar Waropen.
Rivalitas pertemuan kedua tim tetap berjalan dengan tensi tinggi sejak menit pertama. Tim tamu Persis mencetak gol terlebih dahulu, melalui Hapidin yang kemudian disamakan kedudukan oleh Cristian Gonzales.
Babak kedua, Persis secara mengejutkan mampu unggul dua gol melalui Slamet Budiono dan Nanang Asripin. PSIM hanya mampu membalas satu gol lagi kembali melalui Gonzales.
Penonton di tribune sudah melemparkan benda ke dalam lapangan seperti botol air mineral, batu, hingga sepatu sejak Persis mencetak gol terlebih dahulu.
Advertisement