London - Keputusan Arsenal menunjuk Unai Emery sebagai manajer pada 2018 lalu mengejutkan publik Liga Inggris. Sebab, sebelumnya ia dipecak klub Ligue 1, Paris Saint-Germain.
Pada musim pertama, Emery cukup memberikan harapan bagi Gooners. Eks manajer Sevilla tersebut menghantarkan Arsenal ke partai final Liga Europa, walau tak mampu memberikan gelar tersebut setelah menelan kekalahan 4-1 dari Chelsea di partai puncak.
Di musim selanjutnya, Emery juga telah memberikan secercah harapan bagi Gooners. Ia mendatangkan pemain-pemain seperti Nicolas Pepe, David Luiz, Kieran Tierney dan Gabriel Martinelli demi meningkatkan prestasi Arsenal. Namun, usahanya tidak membuahkan hasil yang lebih baik. Kini Arsenal berada di posisi kelima Premier League dengan raihan 16 poin.
Advertisement
Saat ini, Arsenal dinilai sudah kehilangan identitasnya. Permainan cantik ala Arsenal sudah tak terlihat kembali sejak era Arsene Wenger.
Arsenal juga memiliki sejumlah masalah. Walau memiliki penyerangan yang tangguh, The Gunners memiliki celah di lini bertahan. Hal ini yang membuat Arsenal tak mampu bersaing di jalur juara.
Hasil imbang melawan Crystal Palace menjadi puncak dari permainan buruk Arsenal. Anak asuh Emery mampu unggul dua gol terlebih dahulu. Namun, Crystal Palace mampu menyamakan kedudukan.
Hal tersebut semakin menyudutkan posisi dari Emery. Manajer asal Spanyol tersebut sedang menuju jalan keluar dari Stadion Emirates dalam waktu dekat ini.
Lantas, apa saja dosa yang Emery lakukan sepanjang musim ini? Berikut kami rangkum tiga dosa Emery kepada Arsenal di musim ini yang dilansir dari Sportskeeda:
Â
Â
Pilih Granit Xhaka Jadi Kapten Baru
Granit Xhaka telah memasuki musim keempatnya di Arsenal. Hal tersebut yang membuat Xhaka sudah taka sing lagi bagi penggemar dan skuat Arsenal sendiri.
Sejak didatangkan dari Borussia Monchengladbach, Xhaka belum menunjukan performa terbaik. Xhaka dinilai memperlambat alur serangan dan sering melakukan kesalahan yang mengakibatkan Arsenal kebobolan.
Setelah Laurent Koscielny pergi, Granit Xhaka terpilih sebagai kapten. Namun, pemain asal Swiss tersebut tak mampu merepresentasikan dirinya sebagai kapten yang sesungguhnya.
Puncaknya pada akhir pekan lalu. Saat Unai Emery menarik keluar Xhaka dari lapangan, para suporter Arsenal mencemoohnya karena tak puas dengan kepemimpinannya.
Advertisement
Mainkan Lucas Torreira Di Luar Posisinya
Gelandang bertahan merupakan posisi asli dari seorang Lucas Torreira. Pemain asal Uruguay tersebut digadang-gadang menjadi penerus dari Patrick Vieira dan Gilberto Silva di Arsenal.
Namun, Emery melakukan kesalahan besar. Alih-alih ingin mengembangkan permainan Torreira, Emery justru menempatkan dirinya lebih maju ke depan.
Emery telah gagal menggunakan potensi terbaik dari Torreira. Padahal Torreira memiliki kemampuan dalam memenangkan duel satu lawan satu, intersep, dan tekel. Jika Torreira ditempatkan pada posisi aslinya, Arsenal akan kembali kepada permainan terbaiknya.
Simpan Mesut Ozil
Mesut Ozil merupakan salah satu gelandang serang terbaik dunia. Namun, potensi yang Ozil miliki tak mampu Emery manfaatkan dengan baik. Emery hanya memainkan Ozil di dua laga Piala Liga dan satu laga Premier League. Bahkan di beberapa waktu, Emery tidak menempatkan Ozil di bangku cadangan Arsenal.
Hal ini membuat berkurangnya kreativitas serangan Arsenal selama musim ini. Buktinya pada laga Premier League pekan lalu. Aubameyang dan Lacazette tidak mendapatkan servis matang dari para gelandang The Gunners.
Walau tak mampu membantu pertahanan, Ozil selalu memberikan umpan manis kepada penyerang di tim yang ia bela. Aliran serangan Arsenal terlihat sangat hidup ketika Ozil bermain. Jika ingin bersaing di papan atas Premier League, sebaiknya Emery memainkan eks gelandang Real Madrid tersebut. (Bola.com/Tegar Juel)
Disadur dari Bola.com (Penulis Gregah Nurikhsani / Editor Benediktus Gerendo Pradigdo, Published 01/11/2019)
Advertisement