Jakarta - Timnas Indonesia memperpanjang derita di Kualifikasi Grup G Zona Asia Kualifikasi Piala Dunia 2022, usai kalah 0-2 dari Malaysia di Stadion Bukit Djalil, Selangor, Selasa (20/11/2019) malam WIB. Skuat Garuda menderita lima kekalahan beruntun.
Usai jadi runner-up Piala AFF 2016, performa Timnas Indonesia seperti terjun bebas. Usai Alfred Riedl lengser, tak ada satupun pelatih yang bisa menstabilkan performa Tim Merah-Putih.
Baca Juga
Jadwal Lengkap Timnas Indonesia 2025, Dimulai Maret dan Bergantung pada Hasil R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026
Kurangnya Striker Tajam di Timnas Indonesia Kini Jadi Sorotan, Dugaan Kurang Menit Bermain hingga Kalah Saing di Liga 1
Keren Banget! Gelandang Timnas Indonesia Thom Haye Terpilih Jadi Team of The Week Liga Belanda pekan ke-17
Tren negatif Timnas Indonesia mulai terlihat di era Bima Sakti. Tim Garuda gagal melaju ke semifinal Piala AFF 2018 dengan rekor cukup menyedihkan.
Advertisement
Timnas Indonesia hanya menang sekali atas Timor Leste, dua kali kalah kontra Thailand (2-4) dan Singapura (0-1), serta bermain imbang 0-0 versus Filipina.
Sebelum Bima, secercah harapan sempat mencuat ketika PSSI mendampuk Luis Milla sebagai nakhoda Timnas Indonesia pada awal 2017. Rekor uji coba internasional Indonesia lumayan. Pelatih asal Spanyol itu sempat mengantarkan Timnas Indonesia U-22 meraih medali perunggu, serta meloloskan Timnas Indonesia U-23 ke babak 16 besar Asian Games 2018.
Timnas Indonesia di era kepemimpinan Luis Milla terlihat segar dengan banyaknya pemain-pemain belia di skuat utama. Namun, usai Asian Games PSSI menyetop kontrak Milla. Mereka kemudian menunjuk Bima, yang sebelumnya menjadi asisten Milla, sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia level senior.
Sayang perubahan tersebut berujung petaka. Bima yang minim pengalaman (ia belum pernah jadi pelatih kepala di level klub), gagal total menjalankan tugas barunya. Padahal, komposisi pemain yang ia pegang hampir sama dengan era Luis Milla.
Keputusan PSSI menunjuk pelatih asal Skotlandia, Simon McMenemy, menggantikan Bima tak memperbaiki keadaan. Timnas Indonesia oleng di tangan pelatih yang sukses mengantarkan Bhayangkara FC juara Liga 1 2017.
Bima dan Simon, Rekor Sama Jelek
Penunjukan Simon agak kontroversial, sang mentor sejatinya minim pengalaman internasional. Ia hanya sempat menanganti Timnas Filipina di Piala AFF 2010. Memang The Azkals lolos ke semifinal di turnamen tersebut, hanya saja banyak pengamat menilai hal itu lebih karena skuat Filipina disesaki pemain bule yang bermain di Eropa dengan status naturalisasi.
Jelang laga kontra Malaysia, Ketua Umum PSSI, M. Iriawan, mengumumkan penghentian kerja sama dengan Simon usai Timnas Indonesia kalah beruntun empat kali di laga kualifikasi. Sang pelatih diberi kesempatan mendampingi tim untuk terakhir kali pada pertandingan melawan Harimau Malaya.
Simon menolak opsi itu. Ia menilai kondisi internal timnas sudah tidak kondusif bagi dirinya usai PSSI mengumumkan pemecatannya. Jadilah asistennya, Yeyen Tumena, ditunjuk sebagai caretaker.
Sama dengan koleganya Bima Sakti, Yeyen yang notabene mantan pemain Timnas Indonesia Primavera minim pengalaman melatih. Pengalaman pertamanya memimpin tim saat jadi caretaker Bhayangkara FC usai Alfredo Vera dipecat.
Kekalahan atas Malaysia 0-2 menjadi bukti Timnas Indonesia butuh pelatih baru untuk merubah arah angin. Siapapun yang nanti ditunjuk sebagai pelatih baru, baik Shin Tae-yong atau Luis Milla, mereka harus membangkitkan moral para pemain yang terlihat seperti lupa cara untuk menang.
Pastinya rentetan hasil jelek sudah berdampak nyata. Pada peringkat FIFA terbaru per Oktober, ranking timnas Indonesia turun empat tangga ke posisi 171.
Dalam situs resmi FIFA, Indonesia mengoleksi 975 poin, turun delapan poin dari ranking sebelumnya. Indonesia hanya unggul satu peringkat saja dari sesama negara Asia Tenggara, Kamboja, yang duduk di peringkat 172.
Lebih parah lagi, negara-negara seperti Papua Nugini dan Fiji mampu mengungguli Indonesia di daftar ranking FIFA per Oktober 2019. Bahkan Vanuatu yang pernah dibantai Indonesia 0-6 pada Juni silam masih berada di atas.
Rentetan kekalahan di ajang internasional diyakini menjadi penyebab merosotnya peringkat Indonesia di ranking FIFA. Tim Merah Putih kalah empat kali beruntun di Kualifikasi Piala Dunia 2022 zona Asia, termasuk kekalahan menyakitkan 2-3 dari Malaysia di Gelora Bung Karno.
Kekalahan dari Uni Emirat Arab dan Vietnam menjadi penyebab utamanya. Sebanyak 12 poin Timnas Indonesia terpangkas akibat dua hasil minor tersebut.
Â
Â
Â
Â
Â
Advertisement
Rapor Jeblok Timnas Indonesia di 2 Ajang Internasional Terakhir
- 09/11/18 Singapura Vs Indonesia 1-0 (Piala AFF 2016)
- 13/11/18 Indonesia Vs Timor Leste 3-1 (Piala AFF 2016)
- 17/11/18 Thailand Vs Indonesia 4-2 (Piala AFF 2016)Â
- 25/11/18 Indonesia Vs Filipina 0-0 (Piala AFF 2016)
- 05/09/19 Indonesia Vs Malaysia 2-3 (Kualifikasi Piala Dunia 2022)
- 10/09/19 Indonesia Vs Thailand Thailand 0-3 (Kualifikasi Piala Dunia 2022)
- 10/10/19 UAE Vs Indonesia 5-0 (Kualifikasi Piala Dunia 2022)
- 15/10/19 Indonesia Vs Vietnam 1-3Â (Kualifikasi Piala Dunia 2022)
- 19/11/19 Malaysia Vs Indonesia 2-0 (Kualifikasi Piala Dunia 2022)
Â