Liputan6.com, Kudus - PB Djarum menawarkan keabadian untuk memotivasi penghuni asrama dalam usaha mencapai prestasi tertinggi di bulu tangkis. Bentuk imortalitas itu berupa plakat di Plaza Hall of Fame.
Terdapat tujuh plaza hall of fame di GOR Jati, Kudus, merujuk prestasi tertinggi di cabang olahraga tepok bulu.
Mereka ditujukan bagi perebut medali emas Olimpiade, pemenang Piala Thomas, Piala Uber, Piala Sudirman, All England, dan Kejuaraan Dunia, serta penghuni peringkat satu dunia.
Advertisement
Indonesia baru sekali juara Piala Sudirman pada edisi pertama tahun 1989. Namun, ada lima lulusan PB Djarum yang bermain di final yakni Eddy Hartono, Eddy Kurniawan, dan Ruddy Gunawan.
“Terdapat plakat kosong bertulis who’s next, agar siswa tertantang dan berjuang sehinggga namanya dipasang di sini,” kata Kepala Admin Kantor GOR PB Djarum Eddy Prayitno.
Bagian Penting Asrama PB Djarum
Plaza Hall of Fame merupakan bagian dari Asrama PB Djarum di Jati, Kudus. Dibangun pada 2004, kompleksi ini mulai menerima siswa dua tahun kemudian.
Asrama PB Djarum memiliki luas empat hektare dan bisa menampung 80 atlet cilik, masing-masing 40 putra dan putri.
“Terdapat pula dua perumahan untuk kepala asrama, ruang makan, dapur, kantor, gelanggang olahraga 16 lapangan, ruang fitnes, dan ruang fisioterapi,” papar Eddy Prayitno.
Advertisement
Regenerasi PB Djarum
PB Djarum menerima siswa baru setiap tahun melalui audisi umum bulu tangkis. Mereka yang mendapat beasiswa kemudian tinggal di asrama dan ditempa minimal setahun.
“Mereka dinilai berdasar prestasi dan disiplin. Jika tidak ada yang memenuhi kriteria maka dipulangkan,” tutur Eddy Prayitno.
Para penerima beasiswa tidak perlu memikirkan biaya karena PB Djarum juga menyekolahkan mereka. Jadwal belajar nantinya disesuaikan dengan pola latihan.