Sukses

Liga Pora OPUD, Mencari Potensi Atlet Berbakat Daerah Lewat Kompetisi

Kemenpora menggelar Liga Pora OPUD yang bertujuan untuk mengangkat prestasi olahraga daerah hingga bisa menembus prestasi internasional.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) melakukan langkah terobosan dalam upaya meningkatkan prestasi olahraga daerah dengan menggelar Liga Pora OPUD (Olahraga Prestasi Unggulan Daerah). Ajang yang bertujuan untuk menggali potensi atlet daerah ini disambut antusias oleh para atlet di daerah.

Seperti pada edisi perdana September lalu, edisi kedua Liga Pora OPUD II 2019 yang diselenggarakan pada November ini, jumlah peserta juga membeludak.

Event yang mengusung tema "Mengantarkan Prestasi Olahraga Daerah Menuju Dunia" ini yang mempertandingkan lima cabang olahraga yang terdiri dari empat cabor olimpik yaitu atletik, panahan, panjat tebing dan angkat berat serta satu cabor non-olimpik yang sudah mendunia prestasinya yakni pencak silat.

Plt Asisten Deputi Olahraga Prestasi Kemenpora, Ahmad Arsani mengatakan penyelenggaraan Liga Pora OPUD bertujuan menggali potensi atlet daerah lewat ajang kompetisi.

"Indonesia memiliki potensi atlet handal yang melimpah. Hanya saja potensi tersebut khususnya para atlet di daerah terkendala karena masih kurangnya jumlah kejuaraan atau kompetisi. Kalau hanya latihan dan latihan saja kan lama-lama bisa menimbulkan kebosanan dalam diri atlet. Dan mereka tidak bisa mengukur sejauh mana kemajuan yang dicapai setelah menjalani latihan," katanya seperti rilis yang diterima Liputan6.com.

"Karena itu, Asdep Olahraga Prestasi melaui Bidang Pengembangan Olahraga Prestasi Daerah berinisiatif untuk menggairahkan kompetisi di tingkat daerah dengan menggelar Liga Pora OPUD."

Atlet di daerah diharapkan bisa meningkatkan kualitas teknik, fisik dan menambah pengalaman bertanding dengan kompetisi berkesinambungan yang digelar Kemenpora ini.

"Kita harapkan kelak para atlet yang tampil di Liga Pora OPUD dapat bersaing dan berprestasi di tingkat nasional dan internasional," katanya.

Arsani lebih lanjut menjelaskan untuk penyelenggaraan Liga Pora OPUD, Kemenpora telah menunjuk lima provinsi sesuai cabor yang dipertandingkan. Cabor atletik dipertandingkan di Nusa Tenggara Barat, panahan di Jawa Timur, panjat tebing di DI Yogyakarta, angkat berat di Jawa Barat dan pencak silat di Sumatera Utara.

 

2 dari 2 halaman

Antusiasme Tinggi

Dia mengapresiasi antusiasme para atlet daerah untuk mengikuti Liga Pora OPUD seperti yang terlihat di GOR Serbaguna Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumut.

Selain menyediakan medali bagi para atlet yang meraih gelar juara, runner up dan peringkat tiga, Kemenpora juga menyiapkan hadiah uang pembinaan bagi tiga tim yang berhasil menempati tiga peringkat teratas dalam perolehan medali di lima cabor yang dipertandingkan, masing-masing mendapatkan sebesar Rp 7,5 juta (juara umum), Rp 5 juta (peringkat dua) dan Rp 3 juta (peringkat tiga).

Sebelumnya, Ketua KONI Sumut, John Ismadi Lubis didampingi Ketua IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia), Dahliana, dalam sambutannya saat membuka Liga Pora OPUD II cabang pencak silat di GOR Serbaguna Lubuk Pakam, Deli Serdang, Sumatera Utara, Selasa (26/11/2019) menyampaikan terimakasih kepada Kemenpora yang telah memberikan wadah kepada para pesilat di daerahnya untuk menempa teknik, fisik dan menambah pengalaman bertanding.

"Terimakasih kepada Kemenpora yang telah memberikan kesempatan kepada para pesilat Sumut untuk mengasah kemampuan dalam Liga Pora OPUD ini. Apalagi kita tahu tidak semua cabang olahraga mendapatkan kesempatan yang baik ini. Jadi kita harapkan para atlet dapat memanfaatkan kesempatan ini dengan sebaik-baiknya," kata John dalam acara pembukaan yang turut dihadiri Kepela Sub Bidang Pengembagan Olahraga Prestasi Daerah, Yuslan Kisra.

Event disambut antusiasi tercatat ada 335 pesilat yang berasal dari belasan kabupaten/kota se-Sumut.